Follow Me

Instagram

DEFINISI DAN SIFAT-SIFAT BETON BERTULANG



   A.    DEFINISI BETON BERTULANG!
Kali ini kita akan mempelajari tentang beton bertulang. BETON BERTULANG! sendiri banyak digunakan dalam berbagai macam bangunan. Secara umum definisi dari Beton secara umum  adalah campuran dari bahan-bahan agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), semen dan juga air yang menyatu dan mengeras menyerupai batu. Beton tersebut  mengalami dua hal yang sangat penting yaitu kondisi tekan dan tarik, yang antara lain karena adanya pengaruh lentur maupun gaya lateral. Dengan melihat definisi beton secara umum tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa definisi dari BETON BERTULANG adalah campuran campuran dari bahan-bahan agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), semen dan juga air yang di dalamnya diberi tulangan dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang di syaratkan dengan atau tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya yaitu lentur maupun lateral.
Dari hasil percobaan – percobaan di ketahui bahwa beton kuat menahan gaya tekan akan tetapi tidak kuat menahan gaya tarik, karena beton adalah material yang bersifat kaku/plastis (tidak elastis). Di dalam kenyataannya bahwa beton akan menerima gaya-gaya aksial, momen  lentur, gaya geser, maupun momen puntir yang besar atau kombinasi dari gaya-gaya tersebu, dan untuk menahan gaya tarik tersebut maka pada daerah tarik beton di pasang besi tulangan yang bertujuan untuk mendukung kelemahan dari beton terhadap gaya yang bekerja, karena besi tulangan memiliki kuat tarik yang besar.
    B.     SIFAT-SIFAT BETON BERTULANG!
Beton bertulang memiliki beberapa sifat-sifat utama sebagai berikut:
1.      Kuat Beton Terhadap Gaya Tekan
Bagaimanakah pengaruh kuat beton terhadap gaya tekan? Pada dasarnya nilai kuat tekan beton yang normal di gunakan pada ≤ 40 Mpa. Acuan dalam menilai kuat tekan beton yang di pakai adalah kuat tekan karateristik beton (sbk ) di mana pengertian dari kuat tekan karateristik beton adalah kuat tekan beton pada benda uji kubus ukuran standart 15 x 15 x 15 cm.
2.      Kuat Beton Terhadap Gaya Tarik
Bagimana dengan kuat beton terhadap gaya tarik? Nilai kuat tekan dan tarik bahan beton tidak berbanding lurus, dimana suatu perbandingan kasar dapat dipakai bahwa nilai kuat tarik bahan beton normal hanya berkisar antara 9% - 15%  dari kuat tekannya. Kuat tarik bahan beton normal yang tepat sulit untuk di ukur. Suatu nilai pendekatan yang umum di lakukan dengan menggunakan modulus of rupture, ialah tegangan tarik lentur beton yang timbul pada pengujian hancur balok beton polos ( tanpa tulangan ), sebagai pengukur kuat tarik sesuai teori elastrisitas. Kuat tarik bahan beton juga di tentukan melalui pengujian split silinder yang umumnya hasil yang lebih baik dan lebih mencerminkan kuat tarik yang sebenarnya. Nilai pendekatan yang di peroleh dari hasil pengujian berulangkali mencacpai kekuatan 0,50 – 0,60 kali Ö f’c, sehingga untuk beton normal di gunakan nilai 0,57 Ö f’c.
Pengujian menggunakan benda uji silinder beton berdiameter 150 mm dan panjang 300 mm ( pengujian belah silinder beton ).  SNI-03-1726-2002 dan SNI-03-2847-2002. menetapkan modulus tarik beton ( fr ) yang berlaku sebagai berikut :
fr   = 0,7                 Þ   Untuk beton normal
fr  =  0,75               Þ   Untuk beton ringan – total
fr  =  0,85               Þ  Untuk beton ringan – berpasir

3.      Moduls Elastisitas Beton ( Ec )
Dengan semakin berkembangnya penggunaan beton ringan, dipandang perlu untuk menyertakan kerapatan ( density ) pada penetapan Modulus Elastisitas bahan beton. Sesuai dengan SNI-03-1726-2002 dan SNI-03-2847-2002 di gunakan rumus – rumus nilai modulus elastisitas beton sebagai berikut :
Ec  =  0,043 Wc1,5 Ö fc’
Di mana  :   Ec                        =  Modulus Elastisitas beton tekan ( Mpa )
                    Wc           =  Berat isi beton tekan  ( Mpa )
                    fc’            =   Kuat tekan beton ( Mpa )
Untuk beton kepadatan normal dengan berat isi ± 23 KN/m3 Ec boleh di ambil sebesar 4700 . Tabel 2.1. berikut memberikan nilai – nilai modulus elastisitas beton  ( Ec ) untuk berbagai mutu brton.
Tabel. 2.1
Modulus elastisitas beton tekan

Fc’
( MPa )
Ec
( Mpa )
17
20
25
30
35
40
19.500
21.000
23.500
25.700
27.800
29.700
                                     Sumber : Desain Beton Bertulang, Wang C. K
Mengingat nilai banding elastisitas ( n ) di samping sifat-sifat penampang merupakan nilai – nilai yang berpengaruh terhadap posisi atau letak garis netral maka  dalam     menghitung    tegangan-tegangan kerja, mengetehui  nilai Rasio modulus elastisitas lebih penting, Sesui SNI-03-1726-2002 dan SNI-03-2847-2002.                    
Di mana  :        n    =  Rasio modulus elastisitas
                        Es  =  Moulus elastistas Baja
                        Ec  =  Modulus elastisitas beton
Dapat di tetukan sebagai angka pembulatan terdekat tetapi tidak boleh kurang dari 6. Kecuali untuk perhitungan lendutan nilai n untuk beton ringan di ambil sama dengan beton normal bagi kelas kuat beton yang sama. Untuk beton normar di sarankan menggunakan nilai – nilai yang tercantum dalam Tabel 2.2.
Tabel. 2.2.
Rasio modulus elastisitas beton


Fc’ ( MPa )

N
17
20
25
30
35
40
10
9
9
8
7
6
                                     Sumber : Desain Beton Bertulang, Wang C. K
4.      Hubungan Tegangan dan Regangan ( fc’ ; εc )  Beton           
Kuat tekan Beton sangat erat kaitannya dengan tegangan dan renggangan yang terjadi pada beton.  Kuat tekan beton di wakili oleh tegangan tekan maksimum beton   ( fc’ ), pada saat regangan beton mencapai nilai  ±  0,002. Nilai kuat tekan beton yang di dapat melalui pengujian standar, menggunakan mesin uji dengan cara nemberikan beban bertingkat dengan kecepatan peningakatan beban tertentu atas benda uji silinder beton (f  150 mm, tinggi 300 mm ) sampai hancur, yang dicapai benda uji pada umur 28 hari.
Selanjutnya nilai tegangan beton akan menurun dengan bertambahnya  regangan sampai benda uji mengalami hancur pada nilai 0,003 – 0,005.
Pada SNI-03-1726-2002 dan SNI-03-2847-2002. menetapkan bahwa regangan kerja maksimum yang  diperhitungkan di serat tepi beton tekan terluar adalah 0,003 sebagai batas hancur yang ideal / aman, atau sebesar 85% dari fc’ ( 0,85 fc’ ).  


5.      Hubungan Tegangan dan Regangan  ( fs ; εs ) Baja Tulangan
Di sisi lain hal yang perlu kita perhatikan adalah tegangan dan renggangan yang terjadi pada tulangan, dalam hal ini kita menggunakan baja. Bagaimanakah hubungan tegangan dan renggangan pada baja tilangan. Tegangan leleh baja di awali dengan perbandingan linier antara tegangan dan regangan ( daerah elastis ) pada saat baja di tarik dengan besaran gaya tertentu, kemudian di ikuti oleh daerah    leleh ( fy ) yang diperlihatkan oleh garis horisontal di mana nilai regangan baja terus bertambah namun kondisi nilai tegangannya tetap, tegangan dimana terbentuk daerah leleh di sebut tegangan leleh ( yield stress ). Kemudian di ikuti lagi dengan peningkatan tegengan hingga mencapai nilai tegangan maksimum ( fsn ) tercapai, kemudian tegangannya kembali menurun hingga baja mengalami putus.
Tegangan leleh biasanya terjani pada regangan antara 0,0012 hingga 0,0054,8. Perturan SNI-03-1726-2002 dan SNI-03-2847-2002 memberikan definisi tegangan leleh sebagai tegangan yang bersesusian dengan regangan sebesar 0,003.   
                                                                         
Gambar.  2.2. Hubungan tegangan dan regangan baja tulangan
  Saya kira cukup demikianlah penjelasan mengenai BETON BERTULANG!. Atas kekurangannya saya mohon dimaklumi. Semoga Artikel ini bermanfaat bagi para penbaca. Terimakasih.
Baca juga mengenai:
JEMBATAN DAN BAGIAN-BAGIANNYA!

KLASIFIKASI KONSTRUKSI!

No comments:

Post a Comment