Persoalan tanah secara garis
besar diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Hal keseimbangan
atau stabilitas
2. Hal deformasi elastis dan plastis
3. Hal drainase.
Dalam memperhitungkan stabilitas
tanah, perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :
a.
Beban/muatan
yang bekerja pada tanah dimana hal ini tergantung dari tipe/macam struktur dan
berat tanah.
b.
Besar dan
distribusi tekanan akibat muatan terhadap tanah dimana tanah dianggap sebagai material
yang isotropis, sehingga tekanan dapat dihitung secara matematik.
c.
Perlawanan dari
tanah dapat diketahui dengan cara pengambilan contoh tanah untuk penyelidikan
di laboratorium agar bisa diketahui karakteristiknya atau dengan cara SONDIR.
Deformasi dapat diperhitungkan dalam keadaan
plastis atau elastis. Untuk maksud tersebut perlu diketahui hal-hal berikut:
a. Muatan yang bekerja (beban Kerja)
b. Besar dan distribusi tekanan yang berpengaruh
c. Besar dan perbedaan penurunan
Sebelum melakukan perencanaan pondasi suatu
bangunan, perlu terlebih dahulu diketahui sifat-sifat tanah. Beberapa
sifat-sifat yang penting untuk diketahui adalah :
a.
Permeabilitas
(Permeability), yaitu kemampuan tanah dilewati air melalui pori-porinya. Sifat
ini penting dalam kontruksi bendung urugan (earth dam) dan persoalan drainase.
b.
Konsolidasi
(Consolidation), yaitu perubahan isi pori
tanah akibat beban yang bekerja. Sifat ini dipergunakan untuk menghitung
settlement bangunan.
c.
Tegangan Geser
(shear strength), yaitu kemampuan tanah
menahan tekanan–tekanan tanpa mengalami keruntuhan. Sifat ini diperlukan dalam
perhitungan stabilitas pondasi/dasar yang dibebani, stabilitas tanah isian
timbunan di belakang bangunan penahan tanah dan stabilitas timbunan.
PEMERIKSAAN
KONSOLIDASI
Pemeriksaan konsolidasi dimaksudkan
untuk menentukan sifat pemampatan suatu jenis tanah yang diakibatkan oleh
adanya tekanan vertikal (berupa berat konstruksi diatasnya atau tanah isian)
dan sifat pemampatan ini ditandai oleh adanya perubahan isi/volume tanah dan
keluarnya air dari dalam pori
tanah. Pada lapisan yang terdiri dari pasir akan terjadi setlement (penurunan)
yang hampir menyeluruh dalam waktu singkat setelah bekerjanya beban/tekanan,
namun penurunan yang terjadi umumnya kecil. SEdang pada lapisan yang terdiri
dari butiran halus (lempung), penurunan terjadi dalam waktu yang cukup lama,
oleh karena itu penelitian konsolidasi umumnya dilakukan terhadap lapisan tanah
berbutir halus (lempung). Besarnya penurunan tergantung pada kecenderungan
sifat tanah dapat dirembesi dan juga tergantung pada koefesien rembesan dan koefesien
konsolidasi :
Cv
= k / ( gw . mv )
mv =
av / ( 1 + eo )
av =
( e – eo )/Dp = De / Dp = de / dp
Dimana
:
Cv
= Koefesien Konsolidasi (cm2/det)
k =
Koefesien Rembesan
gw = Berat isi
air.
mv =
Koefesien Pengecilan isi
av =
koefesien penempatan
e = Angka
pori sebelum
ada tambahan
tekanan
eo = angka
pori sesudah
ada tambahan
tekanan
∆p = tambahan
tekanan
Selanjutnya
dapat ditulis sebagai berikut :
mv =
av / ( 1 + eo )
= De / Dp ( 1 + eo
) =
1 / Dp = Dh / h
dimana :
h = Tebal contoh tanah sebelum penambahan beban.
∆h = selisih tebal contoh sebelum dan sesudah adanya penambahan beban
Koefesien
pengecilan isi mv akan ikut menambah pemampatan dalam setiap
penambahan tekanan. Bila diketahui tinggi/tebal tanah asli adalah ‘h’ dan
penambahan tekanan disebut ‘∆p’, maka diperoleh satu
persamaan penurunan sebagai berikut :
Dimana :
Cc = Compresion
Index (Index Pemampatan) menurut Terzaghi yang dapat ditentukan demikian.
Cc = 0.009
(LL – 10)
LL = Batas cair dari tanah dalam prosen
TEORI
KONSOLIDASI DARI TERZAGHI
Terzaghi memberikan suatu teori yang merupakan dasar yang telah
disederhanakan untuk menentukan distribusi tekanan hidrostatis yang bekerja
dalam lapisan-lapisan yang
berkonsolidasi didalam waktu tertentu sesudah bekerjanya beban/muatan dan ini
dikenal dengan sebutan derajat konsolidasi (U). Distribusi tekanan hidrostatis
yang bekerja dalam lapisan tanah pada interval waktu yang berbeda, dapat
dilakukan sebagai berikut :
dimana :
U = derajat konsolidasi
T = faktor waktu (time faktor)
h = Jalan air terpanjang tanah yang berkonsolidasi dan ini tergantung
dari pada sifat keluarnya air dari lapisan tersebut.
Dari persamaan diatas,
dihitung harga-harga U dan Tv sebagai berikut :
U
(%) 20 40 60 80
90
Tv 0.031 0.126 0.287 0.567 0.848
Menurut
teori konsolidasi dari Terzaghi, konsolidasi seluruhnya terdiri dari dua
bagian, yaitu :
1. Primary
Consolidation
Penurunan ini terjadi karena adanya air yang mengalir keluar yang
berarti adanya perubahan tegangan efektif.
2. Secondary
Consolidation
Penurunan yang terjadi secara terus-menerus setelah primary
consolidation, berlangsung dalam waktu yang cukup lama dan nilainya kecil.
Penurunan
berlangsung karena adanya penyesuaian dari satu sama lain dari susunan butir
tanah.
Susunan butir tanah susunan Butir tanah
Sebelum konsolidasi sesudah konsolidasi selesai
PEMAMPATAN TANAH
Pemampatan terjadi akibat beban diatas permukaan, deformasi partikel tanah, relokasi partikel
dan keluarnya air pori
atau udara dalam pori.
Secara umum pemampatan pada tanah yang disebabkan oleh pembebanan di bagi dalam
tiga bagian besar, yaitu :
a. Pemampatan
segera (Immediate settlement), yaitu merupakan akibat dari perubahan elastis
tanah tanpa adanya perubahan kadar air. Persamaan yang digunakan :
dimana :
Si =
Pemamfatan segera
P = beban terbagi rata
B = lebar Pondasi (diameter pondasi yang
berbentuk lingkaran)
m
= Angka
Poison
E = Modulus elastis tanah (modulus young)
Ip = Faktor pengaruh (tidak mempunyai dimensi)
b. Pemampatan
konsolidasi (consolidation settlement), yaitu merupakan hasil dari perubahan
volume tanah jenuh air sebagai akibat keluarnya air dalam pori-pori tanah.
c. Pemampaatan
sekunder (secondary settlement), yaitu merupakan akibat dari sifat plastis
tanah.
dimana
:
ep = Angka pori pada akhir
pemamfaatan konsolidation
H
= Tebal
lapisan yang memampat.
Penurunan
total yang terjadi dapat dinyatakan sebagai berikut:
S
total = Si + Sc + Ss
“Biasanya
Si tidak ikut diperhitungkan atau sering diabaikan, sedangkan Ss
disamakan dengan Sc”
No comments:
Post a Comment