- PENGUJIAN MATERIAL
Tahap ini mendahului keseluruhan dari rangkaian penelitian, yaitu mencakup penyediaan material dan observasi sifat-sifat fisik dan komposisi kimia material secara lebih detail. Adapun material yang dimaksud adalah agregat kasar, agregat halus, semen dan air. Untuk agregat kasar dan halus, observasi yang dilakukan adalah meliputi beberapa sifat fisik, yaitu Specific Gravity, Absorbtion, Unit Weight, Soil Content, Fineness Modulus, Organic Impurity, Material Content < 200 # Sieve dan Soundness. Untuk air, dilakukan pengujian kimia menyangkut komposisi kimia dan kelayakannya untuk digunakan sebagai material beton (Pengujiannya dapat dirujuk ke Laboratorium KIMIA). Sedang penelitian terhadap semen tidak dilakukan lagi, karena telah distandarisasi dari pabrik. Tetapi pengamatan fisik tetap perlu dilakukan untuk melihat apakah semen masih layak dipakai atau tidak.
- PENGUJIAN FINE AGREGATE
Agregat halus yang digunakan dapat berupa Pasir Alami (Uncrushed) atau Pasir Hasil Pemecahan Batu (Crushed). Proses pengujian pasir adalah mengikuti prosedur standard ASTM 1995.
PENELITIAN MATERIAL
| |||
Material
|
Item
|
Standard
|
Reference
|
FINE AGREGATE
|
Specific gravity
|
ASTM C128
|
ASTM C 29, 70, 125, 127, 670, 702, D75 & E12
|
Absorbtion
|
ASTM C128
|
ASTM C 29, 70, 125, 127, 670, 702, D75 & E12
| |
Unit Weight
|
ASTM C29
|
ASTM C 125, 127, 128, 138, 670, 702, D 75, 123, E11, AASHTO T19
| |
Soil Content
|
ASTM C142
|
ASTM C 33, 117 & E11
| |
Fineness Modulus
|
ASTM C136
|
ASTM C117, 125, 670, 702, D75, E11, E380 & AASHTO T27
| |
Organic Impurity
|
ASTM C40
|
ASTM C33, 87, 702, D75 & D1544
| |
Material Content
< 200 # sieve
|
ASTM C117
|
ASTM C136, 670, 702, D75, E11 & AASHTO T11
| |
Soundness
|
ASTM C88
|
ASTM C33, 136, 670, 702, D75, 3665, E11, 100 & 323.
|
PROSEDUR PENGUJIAN
a. SPECIFIC GRAVITY ( ASTM C 128 )
Tujuan : Menentukan berat jenis pasir pada kondisi SSD
Bahan : Pasir
Peralatan : Timbangan analitis, labu takar 1000 cc, hair dryer atau kipas angin, oven dan wadah/nampan segiempat
Prosedur :
1. Rendam pasir kira-kira 1000 gram selama 24 jam
2. Buang air rendamannya, kemudian keringkan SSD dengan hair dryer .
3. Setelah mendapatkan kondisi SSD, timbanglah 500 gram kemudian masukkan kedalam labu takar dan tambahkan air sampai mencapai batas volume 1000 ml pada labu takar. Jangan lupa sebelumnya timbang dahulu berat labu takar.
4. Timbang labu takar beserta isinya yaitu pasir dan air (w1).
5. Kosongkan labu takar dan isi kembali dengan air sampai volume 1000 ml. Timbang berat air dan labu takar (w2)
6. Berat jenis pasir dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut :
Berat jenis = 500/500-(w1- w2)
dimana : w1 Berat labu berisi pasir dan air
w2 Berat labu berisi air
b. UNIT WEIGHT ( ASTM C 29 )
Tujuan : Menentukan berat volume pasir SSD (pasir di lapangan)
Bahan : Pasir SSD
Peralatan : Kontainer dengan volume 10 ltr, timbangan analitis, tamping rod f 16 mm dan panjang 600 mm dan wadah/nampan segi empat
Keadaan Dipadatkan
Prosedur :
1. Masukkan pasir kedalam container dengan dilakukan pemadatan setiap sepertiga dari volume kontainer tersebut, yaitu dengan 25 kali tusukan tiap pemadatan.
2. Setelah kontainer penuh, keluarkan pasir dari kontainer tersebut kemudian timbang beratnya.
Keadaan Lepas
Prosedur :
1. Masukkan pasir kedalam container tanpa dilakukan pemadatan.
2. Setelah kontainer penuh, keluarkan pasir dari kontainer tersebut kemudian timbang beratnya.
Berat volume pasir dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut :
Berat volume = w/V
dimana : w berat pasir dalam kontainer
V volume kontainer
c. ABSORBTION ( ASTM C 128 )
Tujuan : Menentukan kadar air resapan pasir
Bahan : Pasir dalam kondisi SSD
Peralatan : Timbangan analitis, cetok, hair dryer/kipas angin, oven dan wadah.
Prosedur :
1. Ambil pasir dari lapangan secukupnya, kemudian rendam dalam wadah selama 24 jam
2. Buang air rendamannya, kemudian keringkan SSD dengan hair dryer atau kipas angin.
3. Setelah kondisi SSD, timbang 500 gram kemudian dioven selama 24 jam.
4. Dinginkan pasir yang telah dioven, timbang beratnya ( w1 ).
5. Kadar air resapan pasir dapat diketahui dengan rumus berikut :
Absobtion = 500-w1/w1x100%
dimana : w1 Berat pasir setelah dioven
d. SOIL CONTENT ( ASTM C 142 )
Tujuan : Menentukan kadar lumpur dalam pasir.
Bahan : Pasir
Peralatan : Timbangan, wadah atau nampan, ayakan no. 4 dan oven
Prosedur
1. Timbang pasir sebanyak 1000 gr ( w1 ). Masukkan ke dalam wadah, tambahkan air dan biarkan terendam selama 24 ± 4 jam.
2. Aduk dengan tangan agar partikel yang melekat pada agregat dapat terlepas. Jangan menggunakan kuku atau benda keras agar benda uji tidak rusak ( retak dan hancur ).
3. Cuci benda uji dibawah ayakan no.200 sampai bersih. Kemudian oven sampai beratnya konstan lalu timbang beratnya ( w2 ).
4. Kadar lumpur dapat ditentukan dengan formula berikut :
Kadar lumpur = w1- W2/ w1 x 100%
dimana : w1 berat benda uji
W2 berat setelah di oven
e. FINENESS MODULUS ( ASTM C 136 )
Tujuan : Menentukan modulus kehalusan pasir
Bahan : Pasir
Peralatan : Satu set ayakan untuk pasir, oven, timbangan dan penggetar ayakan
Prosedur
1. Keringkan pasir secukupnya dengan oven, kemudian timbanglah sebanyak 500 gr.
2. Ayak dengan menggunakan set ayakan diatas mesin penggetar ayakan.
3. Timbang pasir yang tertahan pada masing-masing ayakan.
4. Modulus kehalusan diperoleh dengan menjumlahkan persentase yang tertahan pada tiap-tiap ayakan ( kumulatif tertahan ) dibagi 100.
Modulus kehalusan = Komulatif tertahan/100
f. ORGANIC IMPURITY ( ASTM C 40 )
Tujuan : Menentukan kebersihan pasir terhadap bahan-bahan organik
Bahan : Pasir dan Larutan NaOH 3% sebanyak 200 cc
Peralatan : Botol bening / gelas ukur 350 cc
Prosedur :
1. Isi botol dengan pasir sebanyak 130 cc
2. Tambahkan NaOH sebanyak 200 cc.
3. Botol dikocok dan diamkan selama 24 jam.
4. Bandingkan warna yang terjadi dengan warna standard.
5. Pasir tersebut memenuhi syarat bila warna yang terjadi tidak lebih tua dari warna standard pembanding.
g. MATERIAL CONTENT < 200# SIEVE ( ASTM C 117 )
Tujuan : Menentukan jumlah material < 75-mm (lolos ayakan no.200).
Bahan : Pasir
Peralatan : Timbangan, ayakan no. 200, wadah/ nampan dan oven
Prosedur :
1. Agregat secukupnya dioven selama 24 jam. Setelah kering timbang 500 gr ( w1 )
2. Masukkan benda uji kedalam wadah dan cuci dengan air.
3. Buang air cuciannya dengan disaring ayakan no.200.
4. Lakukan beberapa kali pencucian sampai air cuciannya bening.
5. Agregat yang tertahan pada ayakan dioven sampai kering selama 24 jam, kemudian timbang beratnya ( w2 ).
6. Jumlah partikel < 75-mm diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :
A = (w1- W2)/ w1 x 100%
dimana : A Persentase partikel < 75-mm
w1 Berat agregat sebelum dicuci
w2 Berat agregat setelah dicuci
h. SOUNDNESS ( ASTM C 88 )
Tujuan : Memberikan keterangan mengenai sifat kekal agregat terhadap pengaruh cuaca khususnya dalam hal ketahanannya.
Bahan : Pasir dan Larutan garam Sodium Sulfat atau magnesium sulfat
Peralatan : Satu set ayakan dengan seri 4, 5, 8, 16, 30, 50, dan 100, wadah yang tahan terhadap larutan, pengatur temperatur, timbangan dan oven.
Prosedur :
1. Ayaklah sejumlah agregat halus sesuai dengan seri ayakan tersebut diatas, sehingga masing-masing fraksi yang tertinggal tidak kurang dari 100 gr.
2. Masukkan tiap-tiap fraksi tersebut kedalam wadah dan direndam dengan larutan Sodium Sulfat atau Magnesium Sulfat selama 16 sampai 18 jam. Perhatikan agar larutan menggenangi benda uji paling kurang ½ in dan tutup agar tidak terjadi penguapan.
3. Setelah perendaman, angkat benda uji dan tiriskan 15 – 20 menit kemudian oven dengan suhu 110 ± 5 oC sampai beratnya konstan.
4. Dinginkan benda uji sampai mencapai suhu kamar, kemudian siapkan untuk direndam lagi dengan larutan.
5. Lakukan perendaman dan pengeringan sampai beberapa kali, setelah itu ayak sesuai dengan nomor ayakannya untuk mendapatkan persen bagian yang hilang dari benda uji.Demikianlah penjelasan saya mengenai langkah-lanhkah pengujian beton. semoga bermanfaat. Terimakasih .
Lihat juga mengenai:
No comments:
Post a Comment