- Penyebab Ditinjau Dari Peristiwa
Pada umumnya Longsoran atau gerakan tanah disebabkan oleh adanya gangguan. Gangguan yang dimaksudkan adalah terjadinya suatu peristiwa yang akhirnya berakibat terjadi Longsoran atau gerakan tanah. Peristiwa yang dapat menyebabkan terjadinya gerakan tanah dibedakan menjadi gangguan luar dan gangguan dalam.
A.Gangguan Luar
Peristiwa yang menyebabkan terjadinya gerakan tanah dari ganguan luar adalah sebagai beriku:
Akibat Getaran: Ditimbulkan oleh gempa bumi, peledakan, kereta api dll.
Akibat Getaran: Ditimbulkan oleh gempa bumi, peledakan, kereta api dll.
2. Pembebanan tambahan, terutama disebabkan oleh aktivitas manusia, misalnya adanya bangunan atau timbunan di atas tebing;
3. Hilangnya penahan lateral: Dapat disebabkan antara lain oleh pengikisan (erosi sungai, pantai), aktivitas manusia (penggalian);
4. Hilangnya tumbuhan penutup.
B. Gangguan Dalam
Peristiwa yang meyebabkan terjadinya gerakan tanah dari ganguan dalam adalah sebagai berikut:
1) Hilangnya rentangan permukaan;
Selaput air yang terdapat diantara butir tanah memberikan tegangan tarik yang tidak kecil. Sebaliknya jika air merupakan lapisan tebal, maka akibatnya akan berlawanan. Karena itu makin banyak air masuk ke dalam tanah, parameter kuat gesernya makin berkurang.
2) Naiknya berat massa tanah/ batuan;
Masuknya air ke dalam tanah menyebabkan terisinya rongga antarbutir sehingga massa tanah bertambah.
3) Pelindian bahan perekat;
Air mampu melarutkan bahan pengikat butir yang membentuk batuan sedimen. Misalnya perekat dalam batu pasir yang dilarutkan air sehingga ikatannya hilang.
4) Naiknya muka air tanah;
Muka air tanah dapat naik karena rembesan yang masuk pada pori antar butir tanah. Akibat tekanan air pori naik maka kekuatan gesernya turun.
5) Pengembangan tanah;
Rembesan air dapat menyebabkan tanah mengembang terutama untuk tanah lempung tertentu, jika lempung semacam itu terdapat di bawah lapisan lain.
6) Surut cepat;
Jika air dalam sungai atau waduk menurun terlalu cepat, maka muka air tanah tidak dapat mengikuti kecepatan menurunnya muka air.
7) Pencairan material;
Pencairan sendiri dapat terjadi pada beberapa jenis tanah yang jenuh air, seperti pasir halus yang akan lepas bila terkena getaran (dikarenakan gempa bumi, kereta api dan sebagainya).
- Penyebab Ditinjau Dari Konsepsi Faktor Keamanan
Dengan dasar pemikiran bahwa faktor keamanan lereng terhadap longsoran bergantung pada angka perbandingan antara kuat geser tanah (S) dan tegangan geser yang bekerja (τm) yang dinyatakan dengan persamaan:
Di mana:
FK = faktor keamanan terhadap longsoran
FK=1 = Kritis
FK > 1 = Mantap
FK < 1 = Cenderung longsor
S = kuat geser tanah
τm = tegangan geser yang bekerja.
Faktor pengaruh terhadap kemantapan lereng dibagi atas 2 (dua) kelompok utama, yaitu : gangguan luar dan gangguan dalam.
A. Gangguan Luar
Gangguan luar terjadi karena meningkatnya tegangan geser yang bekerja dalam tanah (τm) sehingga FK < 1. Berdasarkan keadaan ini dapat diuraikan :
1) Penurunan Tegangan horizontal;
Kondisi seperti ini terjadi bila kaki lereng tererosi oleh aliran air, akibat galian atau pembongkaran tembok penahan.
2) Tegangan vertikal meningkat;
Kondisi seperti ini terjadi bila air hujan tertahan di atas lereng, timbunan, bangunan dan lain-lain.3) Tekanan horizontal meningkat;
Kondisi ini terjadi karena adanya pengisian air pada retakan seperti terlihat pada Gambar 2-30 di bawah ini.
1) Akibat adanya tegangan siklik yang diakibatkan oleh adanya gempa dan gaya vibrasi ledakan mesiu;
Pada keadaan gempa bumi, 2 buah gelombang naik dari bawah ke atas permukaan tanah. Sebelum mencapai permukaan tanah, rambatan gelombang melewati berbagai lapisan sehingga menimbulkan perubahan pada sistem tegangan semula.
2) Akibat bekerjanya gaya tektonik;
Merupakan gaya gaya yang berasal dari dalam bumi.
A. Gangguan Dalam
Gangguan dalam pada dasarnya terdiri dari faktor penyebab menurunnya kuat geser tanah (S) yang meliputi:
(1) Sifat bawaan (sifat genetik), terdiri dari;
a. Komposisi;
Kondisi material dapat menjadi lemah (weak) pada peningkatan kadar air. Hal ini terjadi pada tanah lempung terkonsolidasi lebih (OC) dan terkonsolidasi sangat lebih (HOC) dan tanah lempung organik.
b. Struktur geologi;
Dapat berupa bidang diskontinuitas (sesar, perlapisan, kekar, cermin sesar dan breksiasi), lapisan yang berada di atas tanah lempung yang lemah atau selang-seling antar lapisan lulus air (misalnya: pasir) dan kedap air (misalnya: lempung).
c. Geometri lereng;
Kedudukan lapisan miring ke arah lereng.
(2) Reaksi kimia/fisika, antara lain berupa :
· Hidrasi dari mineral lempung seperti absorbsi air oleh mineral lempung sehingga kadar air meningkat. Hal ini biasanya diikuti dengan penurunan harga kohesi, contohnya lempung montmorillonit.
· Penyusutan tanah lempung akibat pengeringan dapat menimbulkan retakan susut sehingga kuat geser tanah menurun dan memberi kesempatan air mengalir masuk ke dalamnya.
· Erosi oleh air pada tanah lempung "dispersive" menyebabkan terbentuknya rongga yang menurunkan kuat geser tanah.
(3) Perubahan tekanan air pori dan berat isi, antara lain berupa :
· Berat isi bertambah karena penjenuhan. Daya apung pada kondisi jenuh menurunkan tegangan efektif pada butir, sehingga kuat geser menurun .
· Muka air tanah naik karena air hujan, kolam waduk dan lainnya .
(4) Perubahan sistem pembebanan;
Antara lain karena tegangan tanah berkurang. Pada kondisi ini lapisan tanah lempung terkonsolidasi lebih dan terkonsolidasi sangat lebih yang sebelumnya telah dibebani lapisan di atasnya, kemudian lapisan atas tersebut digali (dibuang), akibatnya terjadi perubahan beban pada lapisan lempung yang menyebabkan berkurangnya kuat geser tanah.
- Prinsip Dasar Penanggulangan Longsoran
Pada suatu lereng bekerja gaya-gaya yang terdiri dari gaya pendorong dan gaya penahan. Gaya pendorong adalah gaya tangensial. dari berat massa tanah, sedangkan gaya penahan berupa tahanan geser tanah. Analisa kemantapan suatu lereng harus dilakukan dengan memperhitungkan besarnya gaya pendorong dan gaya penahan. Suatu lereng akan longsor bila keseimbangan gaya-gaya yang bekerja terganggu, yaitu gaya pendorong melampaui gaya penahan. Oleh karena itu prinsip penanggulangan longsoran adalah mengurangi gaya pendorong atau menambah gaya penahan.
Penanggulangan yang baik adalah penanggulangan yang dapat mengatasi masalah secara tuntas dengan biaya yang relatif murah dan mudah dilaksanakan. Penanggulangan sangat tergantung pada tipe dan sifat gerakan tanah, kondisi lapangan dan kondisi geologi. Penanggulangan yang hanya didasarkan pada perkiraan tanpa konsep yang terpadu umumnya kurang berhasil. Disamping itu , untuk longsoran-longsoran yang tidak sederhana / kompleks, penanggulangan tipe longsoran ini memerlukan data dan analisis yang lebih cermat.
Metoda penanggulangan longsoran dengan mengurangi gaya pendorong dapat dilakukan antara lain dengan pemotongan dan pengendalian air permukaan, sedangkan penanggulangan yang menambah gaya penahan antara lain dengan pengendalian air rembesan dan penambatan. Dalam hal ini akan dibahas beberapa metoda penanggulangan yang terdiri dari mengubah geometri lereng, pengendalian air permukaan, mengendalikan air rembesan, penambatan dan tindakan lainnya. Prinsip dasar penanggulangan yang akan diuraikan hanya ditinjau dari aspek teknis, sedangkan aspek sosial dan ekonomis tidak dibahas.
Demikian info yang dapat saya bagikan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tanah longsor. Semoga bermanfaat.Terimakasih.
No comments:
Post a Comment