KOMPONEN ATAU KOMPOSISI BETON
Beton adalah material buatan atau artifisial (berbeda dengan kayu, dan baja), yang terdiri dari beberapa campuran:
Material-material ini dicampur dan diaduk dengan jumlah dan rasio tertentu sehingga mudah dipindahkan, ditempatkan (dituang), dipadatkan (compact), dan dibentuk (finish), dan campuran material tersebut akan mengeras dan menghasilkan produk yang kuat dan tahan lama. Jumlah dari masing-masing bahan yang dicampurkan (semen, air, agregat, dll) akan mempengaruhi properti dari beton yang dihasilkan.Adalah zat berbentuk bubuk, dan jika dicampur dengan air, akan membentuk pasta. Pasta semen ini berfungsi untuk melekatkan dan mengikat antar agregat satu sama lain
KOMPOSISI DAN CAMPURAN BETON
- Pasta semen : 22% - 34% dari volume total beton
- Volume absolute semen : 7% - 14% dari air yang sebanyak 15 - 20%
- Agregat : 66% - 78%
A. SEMEN (CEMENT)
Jenis-jenis semen yang ada di Indonesia antara lain:
- Semen portland putih
- Semen portland pozolan / Portland Pozzolan Cement (PPC)
- Semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC)
- Semen portland campur
- Semen masonry
- Semen portland komposit
Tiap jenis semen akan memberikan properti yang berbeda pada beton yang dihasilkannya. Semen portland adalah tipe semen yang paling umum digunakan untuk membuat campuran beton.
Penyimpanan Semen
- Semen jika tidak digunakan, harus disimpan dengan baik. Semen tidak boleh diletakkan langsung di atas permukaan tanah atau lantai karena dapat menyebabkan kelembaban. Jika lembab, ada uap air, semen bereaksi dengan air sehingga mengeras. Oleh karena itu, dudukan semen harus kering, bersih, dan mempunyai sirkulasi udara yang baik.
- Tumpukan semen juga boleh ditutup dengan plastik terpal atau sejenisnya untuk memberikan perlindungan ekstra. Jangan lupa, sirkulasi udara tetap harus diperhatikan.Tumpukan semen yang sangat banyak biasanya diletakkan di dalam gudang khusus.
Susunan Kimia Semen
- KLASIFIKASI SEMEN:
- SEMEN NON- HIDROLIK : tidak mengikat dan mengeras jika terkena air namun dapat mengeras jika bersentuhan dengan udara. Contohnya adalah kapur.
- SEMEN HIDROLIK: mengeras jika terkena air. Macam- macamnya:
- Kapur hidrolik: 65%- 75% bahannya berasal dari batu gamping (kalsium karbonat) beserta bahan pengikutnya yakni silika, alumina, magnesia dan oksida besi
- Semen Pozollan: bahannya mengandung silisium atau alumunium. Dapat bereaksi dengan kalsium hidroksida pada suhu ruang serta membentu senyawa dengan sifat- sifat semen\
- Semen Portland: yang paling banyak digunakan. Dihasilkan dengan menggiling bahan semen yakni klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik dan bahan- bahan lain.
- Semen Portland Pozollan: dihasilkan dari campuran semen Portland dengan kapur dan bahan residu lainnya.
- Semen Putih: semen Portland dengan kadar oksida besinya rendah (< 0.5%)
- Semen Alumnia: dihasilkan melalui pembakaran batu kapur dan bauksit yang telah digiling halus pada temperatur 1600 derajat Celsius. Berwarna abu- abu.
JENIS-JENIS SEMEN PORTLAND
Ø Semen Portland Jenis I adalah semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling klinker semen dan gypsum.
Ø Semen Portland Jenis I memenuhi persyaratan
SNI No. 15-2049-2004 Jenis I dan ASTM C150-2004 tipe l. Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan khusus), seperti:• Bangunan bertingkat tinggi• Perumahan• Jembatan dan jalan raya• Landasan bandar udara• Beton pratekan• Bendungan saluran irigasi• Elemen bangunan seperti genteng, hollow, brick/batako, paving block, buis beton, roster, dan lain-lain
Ø Semen Portland Tipe II adalah semen yang mempunyai ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya untuk bangunan di pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, beton massa dan bendungan
Semen jenis ini merupakan semen yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan bangunan yang memerlukan kekuatan tekan awal yang tinggi setelah proses pengecoran dilakukan dan memerlukan penyelesaian secepat mungkin. Misalnya digunakan untuk pembuatan jalan raya, bangunan tingkat tinggi dan bandar udara
Ø Semen Portland Tipe V dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat tinggi dan sangat cocok digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut.
Ø SEMEN PORTLAND POZZOLAN (PPC)
Adalah semen hidrolis yang terdiri dari campuran homogen antara semen Portland dan Pozzolan halus, dimana kadar pozzolan 15 s.d 40% massa Semen Portland Pozzolan.
Semen Portland Pozzolan memenuhi persyaratan SNI 15-0302-2004 type IP-U.
Kegunaan:• Bangunan bertingkat (2-3 lantai)• Konstruksi beton umum• Konstruksi beton massa seperti pondasi plat penuh dan bendungan/dam• Konstruksi bangunan di daerah pantai, tanah berair (rawa)• Bangunan di lingkungan garam sulfat yang agresif• Konstruksi bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunansanitasi, bangunan perairan, dan penampungan air.
Ø SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)
Adalah bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama terak, gypsum, dan satu atau lebih anorganic. Kegunaan semen jenis ini untk konstruksi beton umum, pasangan batu bata, plesteran, selokan, pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pracetak, beton pratekan, dan paving block.
Ø SUPER MASONRY CEMENT (SMC)
Semen jenis ini adalah semen yang dapat digunakan untuk konstruksi perumahan dan irigasi yang struktur betonnya maksimal K225. Dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng beton hollow brick, paving block, dan tegel.
Ø OIL WELL CEMENT, CLASS G-HSR (HIGH SULFATE RESISTANCE
Merupakan semen khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi dan gas alam dengan kontruksi sumur minyak di bawah permukaan laut dan bumi. OWC yang telah diproduksi adalah Class G, High Sulfat Resistance (HSR).
Aditif dapat ditambahkan untuk pemakaian pada berbagai kedalaman dan temperatur tertentu
B. AGREGATE
Disebut juga kerikil, atau istilah tukang biasanya “batu split”. Agregat ada dua jenis: agregat kasar dan agregat halus. Aggregat kasar berupa kerikil-kerikil atau jenis crushed rock.
Sementara aggregat halus biasanya terdiri dari pasir dan kerikil halus.
SYARAT AGREGAT
Gradasi ukuran. Ukuran aggregat harus bermacam-macam. Tidak boleh didominasi oleh satu ukuran tertentu. Gradasi ukuran ini akan membuat beton manjadi padat dan lebih kuat.
Aggregat bulat lebih mudah dicampur, sementara aggregat bersudut sedikit lebih susah tapi bisa membuat beton lebih kuat.
Penyimpanan Aggregat harus diletakkan di tempat yang bersih dari kotoran seperti dedaunan, ranting pohon, lumpur, dan sampah-sampah kecil lainnya. Jika aggregat terlalu basah (misalnya kena hujan), maka takaran air sewaktu mencampur beton boleh dikurangi.
KLASIFIKASI AGREGAT
Berdasarkan proses pengolahannya agregat digolongkan menjadi 2 (dua) macam, yaitu agregat alam dan agregat buatan.
1. Agregat alam merupakan agregat yang bentuknya alami, terbentuk berdasarkan aliran air sungai dan degradasi. Agregat yang terbentuk dari aliran air sungai berbentuk bulat dan licin, sedangkan agregat yang terbentuk dari proses degradasi berbentuk kubus ( bersudut) dan permukaannya kasar.
Contoh agregat alam yang sering dipergunakan adalah kerikil dan pasir. Kerikil adalah agregat yang mempunyai diameter lebih dari ¼ inchi (6,35 mm), sedangkan pasir berukuran kurang dari ¼ inchi, tetapi lolos saring No. 200 atau lebih besar dari 0,075 mm.
Permintaan akan agregat alam yang berbentu kubus atau bersudut, mempunyai permukaan kasar, dan bergradasi baik yang semakin banya tidak mungkin seluruhnya dapat dipenuhi oleh degradasi alami. Oleh karena itu, agregat alam juga dapat dibentuk dengan cara pengolahan. Penggunaan alat pemecah batu (crusher stone) yang terkontrol dapat membentuk agregat sesuai bentuk yang dibutuhkan. Terutama untuk pembangunan jalan. Agregat alam yang berasal dari tempat terbuka disebut pitrun, sedangkan yang berasal dari tempat tertutup disebut bankrun
2. Agregat buatan merupakan agregat yang berasal dari hasil sambingan pabrik-pabrik semen dan mesin pemecah batu. Agregat buatan sering disebut filler (material yang berukuran lebih kecil dari 0,075 mm). Berdasarkan besar partikel-partikelnya agregat dapat dibedakan atas agregat kasar, agregat halus dan abu/filler. Menurut AST M agregat kasar berukuran > 4,75 mm, dan agregat halus berukuran < 4,75mm. Sedangkan menurut AASHTO agregat kasar berukuran > 2 mm dan agregat halus berukuran antara 0,075 mm hingga < 2 mm.
C. AIR
Syarat campuran air untuk beton.
a. Air berfungsi untuk “melarutkan” semen sehingga menjadi pasta yang kemudian mengikat semua aggregat dari yang paling besar sampai paling halus.
b. Air harus bersih, bebas kotoran atau sampah, dan tidak mengandung bahan kimia yang dapat mempengaruhi beton. Air tanah (bor) paling banyak digunakan untuk mencampur adukan beton. Air laut tidak disarankan, karena bisa menyebabkan karat pada besi tulangan. Air sungai? Harus dicek dahulu apakah ada buangan limbahnya atau tidak. Biasanya yang digunakan diproyek adalah air dari sumur atau dari PDAM.
D. ZAT- ZAT TAMBAHAN BETON
Sesuai perkembangan jaman, ada banyak sekali zat aditif beton:
a. Chemical Admixture (Additive) : Bahan-bahan admixture yang dapat larut dalam air digolongkan sebagai chemical admixture.
b. Mineral Admixture : Bahan-bahan admixture yang tidak dapat larut dalam air digolongkan sebagai mineral admixture.
Ada 4 jenis bahan additive, yaitu:
1. Air-Entraining (AEA)
Penerapan:
· Untuk meningkatkan ketahanan beku/cair
· Untuk meningkatkan workabilitas
Pengaruh:
· Menghasilkan butiran-butiran udara kecil yang banyak dalam beton
Keterangan:
Efisiensi semakin berkurang seiring dengan meningkatnya suhu, kadar semen tinggi dan kehadiran fly ash
2. Water-Reducing
Penerapan:
· Untuk meningkatkan workabilitas
· Untuk meningkatkan kekuatan pada tingkat workabilitas yang sama
· Untuk memperbaiki sifat beton yang menggunakan agregat bergradasi jelek
Pengaruh:
· Memisahkan partikel-partikel semen dan meningkatkan fluiditas beton
· Mengurangi kebutuhan air pencampur
· Dapat mempengaruhi waktu setting beton
Keterangan:
dapat menyebabkan penundaan pengerasan yang berlarut-larut. Selanjutnya hal ini dapat mempengaruhi kekuatan dan porositas beton.
MULAI BISNIS ONLINE DI SINI!
No comments:
Post a Comment