Follow Me

Instagram

KONSEP DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

I. PENDAHULUAN

Secara garis besar konsep drainaseyang ada dibagi menjadi :

(1) Drainase Konvensional dan :

(2) Konsep Eko Drainase. 

Dalam konsep drainase konvensional, seluruh air hujan yang jatuh ke disuatu wilayah harus secepat-cepatnyadibuang ke sungai dan seterusnyamengalir ke laut. Jika hal inidilakukan pada semua  kawasan, akanmemunculkan berbagai masalah, baikdi daerah hulu, tengah, maupun hilir.
Latar belakang pemikiran eko drainase adalah kerusakan lingkungan-perubahan tata guna lahan, banjir dan kekeringan terus berlangsung, kebutuhan air bersih meningkat pesat, penurunan muka air tanah drastis, perubahan iklim (peningkatan suhu udara, muka air laut (rob) kelembaban udara menurun, dll), kesehatan masyarakat menurun (kualitas sanitasi tidak baik) dan masyarakat belum ikut serta dalam pengelolaan drainase.
Prinsip eko drainase adalah memperbaiki kualitas air pada sistem drainase,
menurunkan beban drainase dan melibatkan masyarakat. Tingginya perkembangan penduduk menyebabkan tingginya kebutuhan akan hunian besertasarana prasarana pendukungnya, padahal luas wilayah relatif tetap. Hal ini menyebabkan tingginya alihfungsi ruang terbuka menjadi terbangun. Sehingga apabila terjadi hujan, selalu terdapat genangan. SubDaerah Aliran Sungai (Sub DAS) Watu bagian Hilir adalah salah satu lokasi yang cukup diminati pengembanguntuk membangun perumahan. Tercatat di lokasi studi terjadi peningkatan jumlah lokasi genangandengan lama genangan dan tinggi genangan yang bervariasi. Di sisi lain belum ada penanganangenangan dengan pendekatan tata ruang air, sehingga tercipta penataan ruang daratan dengan memberikanruang yang semestinya bagi air untuk dapat masuk secara maksimal ke dalam tanah melalui prosesinfiltrasi.
Genangan adalah peristiwa manakala kawasan dipenuhiair karena tidak ada drainase yang mematusair tersebut keluar kawasan (Sobirin,2007). Jadi, genangan
berhubungan erat dengan resapan dan salurandrainase. Genangan didefinisikan sebagai sekumpulanair yang berhenti mengalir di tempat-tempat yangbukan merupakan badan air.Genangan ditengarai oleh sebagian pengamatperkotaan dan lingkungan hidup, sebagai salah satuakibat adanya konflik kepentingan dan kebutuhan antaramanusia dengan air. Konflik tersebut meliputikonflik antara ruang terbangun dengan ruang terbukahijau, konflik antara tata ruang bangunan dengan tataruang air, dan konflik antara penataan ruang denganpengelolaan sumber daya air.Konflik antara ruang terbangun dengan ruangterbuka hijau yaitu meningkatnya ruang terbangunmenyebabkan berkurangnya ruang terbuka hijau,yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan aliranpermukaan dan berkurangnya air yang meresap kedalam tanah menjadi air tanah. Padahal bagi sebagianorang, perubahan penggunaan lahan tidak terbangunmenjadi terbangun mengandung arti telah terjadi peningkatannilai ekonomi lahan.

II. DRAINASE RAMAH LINGKUNGAN

Drainase ramah lingkungan atauekodrainase menjadi konsep utama danmerupakan implementasi pemahamanbaru konsep ekohidraulik dalam bidangdrainase.Drainase ramah lingkungan didefinisikansebagai upaya mengelola air kelebihandengan cara sebesar-besarnya diresapkanke dalam tanah secara alamiah ataumengalirkan ke sungai dengan tanpamelampaui kapasitas sungai sebelumnya.
Air kelebihan pada musim hujan harusdikelola sedemikian sehingga tidakmengalir secepatnya ke sungai. Namundiusahakan meresap ke dalam tanah, gunameningkatkan kandungan air tanah untukcadangan pada musim kemarau.Konsep ini sifatnya mutlak di daerahberiklim tropis dengan perbedaan musimhujan dan kemarau yang ekstrem sepertidi Indonesia.
Beberapa metode drainase ramahlingkungan yang dapat dipakai diIndonesia, antara lain adalah metode kolam konservasi, metode sumur resapan, metode river side polderdan metode pengembangan areal perlindunganair tanah (ground water protection area).  Metode kolam konservasi dilakukandengan membuat kolam-kolam air,baik di perkotaan, permukiman,pertanian, atau perkebunan. Kolamkonservasi ini dibuat untukmenampung air hujan terlebih dahulu,diresapkan dan sisanya dapatdialirkan ke sungai secara perlahan-lahan. Kolam konservasi dapat dibuatdengan memanfaatkan daerah-daerahdengan topografi rendah, daerahdaerahbekas galian pasir atau galianmaterial lainnya, atau secara ekstradibuat dengan menggali suatu arealatau bagian tertentu.
Kolam konservasi dapat dikembangkan menjadibak-bak permanen air hujan, khususnya didaerah dengan intensitas hujan yang rendah.Untuk areal pertanian dan perkebunan sudahmendesak, untuk segera direncanakan dandibuat parit (kolam) konservasi air hujan yangpenting untuk cadangan air musim kemarau danmeningkatkan konservasi air hujan di daerahhulu, serta meningkatkan daya dukung ekologidaerah setempat.Konstruksi parit cukup sederhana, berupagalian tanah memanjang atau membujur dibeberapa tempat tanpa pasangan. Padaparit tersebut sekaligus bisa dijadikantempat budidaya ikan dan lain-lain.
Metode river side polder adalah metodemenahan aliran air dengan mengelola/menahan air kelebihan (hujan) disepanjang bantaran sungai.Pembuatan polder pinggir sungai inidilakukan dengan memperlebar bantaransungai di berbagai tempat secara selektifdi sepanjang sungai.Lokasi polder perlu dicari, sejauh mungkinpolder yang dikembangkan mendekatikondisi alamiah, dalam arti bukan polderdengan pintu-pintu hidraulik teknis dantanggul-tanggul lingkar hidraulis yangmahal. Pada saat muka air naik (banjir),sebagian air akan mengalir ke polder danakan keluar jika banjir reda, sehinggabanjir di bagian hilir dapat dikurangi dankonservasi air terjaga.
Metode areal perlindungan air tanahdilakukan dengan cara menetapkankawasan lindung untuk air tanah, dimana di kawasan tersebut tidak bolehdibangun bangunan apa pun. Arealtersebut dikhususkan untukmeresapkan air hujan ke dalam tanah. Di berbagai kawasan perlu sesegeramungkin dicari tempat-tempat yangcocok secara geologi dan ekologisebagai areal untuk recharge danperlindungan air tanah sekaligussebagai bagian penting darikomponen drainase kawasan.
Metode sumur resapan merupakan metodepraktis dengan cara membuat sumursumuruntuk mengalirkan air hujan yangjatuh pada atap perumahan atau kawasantertentu. Sumur resapan ini juga dapatdikembangkan pada areal olahraga danwisata. Konstruksi dan kedalaman sumurresapan disesuaikan dengan kondisilapisan tanah setempat. Teknologi sumur resapan di lahan usahatani rawan kekeringan belum begitubanyak dikembangkan. Hal ini karenaselama ini sumur resapan lebih banyakdikembangkan di daerah tangkapan airberbukit yang merupakan salah satubagian kegiatan dari programpenghijauan. Selain itu selama ini sumurresapan juga banyak dikembangkan diperumahan/pemukiman. Dengan sumur resapan maka aliranpermukaan atau air hujan disiasati agarmasuk kedalam sumur. Air tertampungakan diresapkan pelan-pelan sebanyakmungkin kelapisan aquifer awal selamamusim penghujan dan akan menjaditabungan air dibawah tanah yang cukuppotensial untuk dimanfaatkan kembalipada musim kemarau. Perlu dicatat bahwa sumur resapan inihanya dikhususkan untuk air hujan,sehingga masyarakat harus mendapatkanpemahaman mendetail untuk tidakmemasukkan air limbah rumah tangganyake sumur resapan tersebut.
Konflik antara tata ruang bangunan dengan tataruang air yaitu terisinya suatu ruang untuk bangunanharus diikuti dengan penataan arah aliran air. Air selalumengalir ke tempat yang lebih rendah. Makapada saat mendirikan bangunan, harus selalu dibuatkanpengarah aliran menuju badan air. Sehingga airyang jatuh di atas permukaan yang terbangun, terarahjalannya menuju badan air, dan tidak mencari jalansendiri atau bahkan berkumpul di luar badan air. Jadimenata ruang untuk pendirian bangunan harus satupaket dengan menata ruang untuk jalannya air di sekitarrencana bangunan dimaksud.
Konflik antara penataan ruang dengan pengelolaansumber daya air yaitu penataan ruang lebihcenderung direncanakan dengan pendekatan wilayahadministrasi. Sedangkan pengelolaan sumber dayaair dilakukan dengan pendekatan wilayah sungai ataumelalui unit daerah aliran sungai. Disamping itu, konfliktersebut menyangkut konservasi sumber dayaair dalam pengelolaan sumber daya air dan kawasanbudidaya dalam penataan ruang. Di satu sisi untukmemenuhi aspek konservasi sumber daya air adalahbagaimana bisa menahan aliran permukaan (run off)yang sebesar-besarnya dan memberi kesempatan selama-lamanya air untuk masuk ke dalam tanah (infiltrasi).Di sisi lain adalah adanya kawasan budidayadalam penataan ruang, yang biasanya berada padakawasan konservasi.Tidak ada pembangunan yang tidak menggunakanruang. Pembangunan gedung, jalan, saluran, dansemua bentuk pembangunan fisik lainnya selalumenggunakan ruang. Oleh karena itu, pembangunanselalu menjadi kambing hitam bagi sebagian orangatas terjadinya genangan. Jadi pembangunan di saturuang tertentu mengakibatkan genangan di ruangyang lain.
Menata ruang daratan dengan memberikan tempatyang semestinya bagi air untuk dapat masuk secaramaksimal ke dalam tanah melalui proses infiltrasiadalah upaya menata ruang air.Dengan demikiankapasitas limpasan (run off) air menjadi minimal danberdampak pada konservasi air tanah. Selain itu, hallain yang harus dipertimbangkan dalam tata ruangair adalah dengan memahami bahwa air selalu mengalirke tempat yang lebih rendah dan air membutuhkanjalan atau tempat untuk mengalir, baik melaluisistem alami berupa sungai, maupun sistem buatanberupa saluran buatan.Rachmat Fajar Lubis dalam Majalah Inovasi OnlineISSN: 0917-8376 Vol. 7 XVIII Juni 2006, menulisbahwa Air merupakan salah satu parameter kendalidalam tata ruang. Pengembangan tata ruang sangatberdampak terhadap siklus air yang ada di suatuwilayah sungai. Siklus air tersebut maksudnya adalahsiklus hidrologi, yaitu siklus keseimbangan antara airhujan, air permukaan, dan air bawah tanah (air tanah).Air yang harusnya meresap sebagai infltrasi dan menjadiimbuhan bagi air tanah bila terhalang akan berakibatmeningkatnya aliran permukaan dan menyebabkangenangan air bila tidak diarahkan masuk kebadan air.
Perkembangan suatu kota biasanya ditandai denganindikator pertumbuhan penduduk yang tinggi,akibat semakin tingginya minat penduduk untuk bisabekerja dan bertempat tinggal di kota tersebut, sehinggaarus urbanisasi semakin meningkat. Peningkatanjumlah penduduk biasanya diikuti dengan tuntutanpenyediaan sarana dan prasarananya. Konsekuensilogis dari rantai perkembangan kota ini adalahterjadinya perubahan fungsi guna lahan atau alih fungsilahan. Pengalihan fungsi lahan di perkotaan cenderungke arah penutupan lahan dengan bahan-bahanyang tidak tembus air (impervious) seperti semendan aspal, sehingga mengakibatkan terganggunya keseimbanganhidrologi. Kondisi seperti ini akan semakinparah apabila kapasitas saluran drainase yangdiharapkan mampu membawa air ke sungai tidakmencukupi, sehingga menimbulkan genangan di tempat-tempat tertentu yang apabila dibiarkan akan semakinmeluas dan menimbulkan kerusakan fungsiprasarana kota lainnya.
Drainase merupakan suatu sistem yang dibuatuntuk menangani persoalan kelebihan air, baik yangberada di atas maupun di bawah permukaan. Drainasebukan satu-satunya metode untuk mengatasigenangan, namun dengan kondisi sistem drainaseyang baik, dapat mengurangi dampak buruk akibatkelebihan air pada permukaan tanah.

III. PENUTUP

Teknologi drainase adalah metode drainase ataumetode mengelola kelebihan air di agar tidakmenggenang dan menimbulkan dampak lanjutan.Kondisi drainase di lokasi studi dititikberatkansampai dengan saluran drainase pengumpul danpembawa, tanpa perhitungan detail kapasitas saluran.
Genangan air hujan atau banjir dapat menghambat aktifitas kita dan menimbulkan banyak kerugian.Setelah air turun dari langit sebagai air hujan, terus air hujan langsung masuk/meresap ke dalam tanah, masuk ke selokan, lalu ke sungai kecil, ke sungai besar, lalu ke laut. Sayang juga kalau semua air hujan kita biarkan mengalir ke laut dan tidak bisa digunakan. Padahal kalau musim kemarau kita sering kesulitan mendapatkan air tanah.
Drainase yang lebih berwawasan lingkungan, artinya, kita berusaha agar air hujan tidak langsung kembali ke laut, melainkan kita resapkan langsung ke dalam tanah, atau kita simpan sebagai cadangan, baru sisanya kita alirkan. Ini adalah salah satu cara yang dapat kita lakukan supaya air hujan tidak terbuang sia-sia ke sungai lalu ke laut. Kita bisa memanen air hujan. Air hujan yang dikumpulkan dari atap rumah bisa langsung dimasukkan ke dalam tangki air.

1 comment: