Pengujian tanah di laboratorium dilakukan terhadap semua contoh tanah yang diperoleh dari lapangan berupa contoh tanah terganggu dan contoh tanah tidak terganggu. Pengujian-pengujian yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh data dan informasi parameter sifat fisik maupun sifat mekanika tanah, selanjutnya parameter-parameter tersebut akan digunakan sebagai bahan analisis dan pertimbangan dalam perencanaan dan desain tipe penanganan longsoran.
Pengujian-pengujian laboratorium dilakukan menggunakan fasilitas Laboratorium Geologi Teknik Jurusan Geologi Pertambangan SMK Negeri 3 Jayapura. Adapun jenis-jenis pengujian yang telah dilakukan meliputi:
- Pemeriksaan kadar air tanah asli (SNI 1965-1990-F);
- Pemeriksaan berat jenis (SNI 1964-1990);
- Pemeriksaan densitas tanah;
- Penentuan klasifikasi tanah (SNI 1965-1990-F, SNI 1967-1990-F, SNI 1966-1990-F, AASHTO T88-81); dan
- Pemeriksaan kuat geser langsung (SNI 03-2813-1992, ASTM D 3080-90).
Uraian tujuan, metode, peralatan dan cara perhitungan dari masing-masing jenis pengujian sebagai berikut:
1. Pengujian Kadar Air Tanah Asli
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan air yang terdapat di dalam pori-pori suatu contoh. Prinsipnya adalah kadar air tanah dapat ditentukan dari perbandingan antara berat air yang terkandung dalam pori-pori butir tanah dengan berat butir tanah itu sendiri setelah dikeringkan pada kondisi standar.
Benda uji yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar air tanah tergantung pada ukuran butir maximum dari contoh yang diperiksa sebagaimana tersaji pada tabel 6.
Tabel 6. Jumlah benda uji kadar air tanah
Ukuran Butiran Maximum
|
Jumlah Benda uji maximum
|
3/4"
Lewat saringan nomor 10
Lewat saringan nomor 40
|
1000 gr
100 gr
10 gr
|
Peralatan yang digunakan untuk pengujian terdiri dari oven yang dilengkapi thermostat, krus atau cawan alumunium, dan timbangan dengan ketelitian 0,001 gram. Adapun prosedur kerja pengujian kadar air tanah asli sebagai berikut:
a. Benda uji dipersiapkan sesuai dengan tabel 6;
b. Timbang krus aluminium kosong 2 buah lalu dicatat masing-masing beratnya (W1);
c. Keluarkan tanah dari tabung menggunakan extruder, sehingga tanah tersebut keluar sepanjang 1 cm dipotong dan dibagi 4 bagian;
d. Pada 4 bagian diambil 2 bagian yang bertolak belakang dan masing-masing masukan ke dalam krus;
e. Timbang krus berisi benda uji lalu dicatat beratnya (W2);
f. Krus aluminium berisi benda uji dikeringkan dalam oven pada suhu 110oC ± 5° selama 24 jam;
g. Setelah 24 jam pengeringan, krus berisi benda uji dikeluarkan dari oven lalu didinginkan dalam desikator;
h. Setelah dingin krus aluminium berisi benda uji timbang lalu dicatat beratnya (W3);
i. Perhitungan kadar air menggunakan persamaan :
berat air
Kadar air m = ------------------- x 100 %
berat butir tanah
W2 - W3
= ------------------- x 100 %
W3 - W1
j. Setiap contoh tanah dilakukan 2 kali pengujian, sehingga diperoleh nilai kadar air rata-rata dengan persamaan:
m1 + m2
Kadar air rata-rata = --------------- %
2
Hasil pengujian kadar air dari 4 (empat) contoh tanah yaitu TB#1.01, TB#1.02, TB#2.01 dan TB#2.02 selengkapnya terlampir dalam buku laporan ini.
2. Pengujian Berat Jenis Tanah
Pengujian berat jenis tanah (specific gravity) bertujuan untuk menentukan berat jenis tanah yang mempunyai butiran lewat saringan No.10 dengan menggunakan alat picnometer. Prinsipnya bahwa berat jenis tanah (specific gravity) ditentukan dengan cara memperbandingkan antara berat butir tanah tersebut dengan berat air suling (aquades) yang mempunyai isi yang sama pada suhu standar.
Bahan uji yang dibutuhkan untuk pemeriksaan berat jenis tanah terdiri dari :
- Benda uji lolos saringan no.10 yang didapati dengan cara perempat (cone quartering)
- Air suling (aquades)
Sedangkan peralatan yang digunakan berupa:
· Picnometer dengan kapasitas minimum 100 ml;
· Desikator;
· Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu tetap;
· Neraca dengan ketelitian 0,001 gram;
· Thermometer ukuran 0 – 50oC dengan ketelitian pembacaan 1oC;
· Saringan No.4 dan No. 10 dan penadahnya;
· Botol semprot berisi air suling;
· Bak peredam;
· Alat pemanas (hot plate);
· Mortar dan penumbuknya.
Pengujian berat jenis tanah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Preparasi benda uji dengan cara cone quartering;
- Timbang berat picnometer dan tutupnya (kosong) dengan ketelitian 0,01 gram.
- Masukan benda uji ke dalam picnometer dan timbang bersama tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram.
- Tambahkan air suling sehingga picnometer terisi dua pertiga
- Untuk bahan yang mengandung lempung, diamkan benda uji paling sedikit 24 jam.
- Didihkan isi picnometer dengan hati-hati (tutup dilepas) selama minimal 10 menit dan miringkan botol sekali-kali untuk membantu mengluarkan udara yang tersikap.
- Kemudian diinginkan sampai suhu kamar dengan istilah picnometer dengan air suling sampai penuh atau biarkan picnometer beserta isinya direndam dalam bejana air sampai mencapai suhu konstan. Ukur dan catat suhu air dalam picnometer kemudian picnometernya dipasang dan timbang dengan ketelitian 0,01 gram.
- Keringkan bagian luarnya dan timbang ketelitian dengan 0,01 gram;
- Pemeriksaan dilakukan 2 kali. Apabila hasil kedua pemeriksaan memiliki selisih > 1,02 maka pemeriksaan harus diulang
Perhitungan :
Berat jenis dihitung dengan persamaan:
ws x a
GS = -----------------------
wbw + ws - wbws
dimana :
ws = Berat contoh kering (gram)
wbw = Berat picnometer dan air (gram)
wbws = Berat picnometer, contoh dengan air (gram)
a = Koreksi temperatur (tc) pada suhu kamar.
t
= --------
20˚C
dimana :
t = berat isi air pada temperatur toC
20oC = berat isi pada temperatur 20oC
3. Pengujian Densitas Tanah
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat isi, angka pori dan derajat jenuh dari contoh tanah. Prinsinya bahwa berat berat isi ditentukan dengan cara memperbandingkan antara berat contoh tanah dengan volume tanah.
Bahan atau benda uji yang dipergunakan berbentuk silinder yang telah dipreparasi dan siap untuk dikerjakan. Sedangkan peralatan yang digunakan meliputi:
- Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
- Oven listrik dengan pengatur suhu maksimal 110oC
- Ring/cincin dengan ukuran cukup dan tidak berkarat
- Pisau perata
- Jangka sorong (schlipper)
- Desikator
Pengujian densitas tanah dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Timbang ring atau cincin lalu catat beratnya (W1);
2. Ring atau cincin diletakkan di ujung tabung contoh, kemudian ditekan setinggi cincin;
3. Tanah ditekan keluar dengan extruder secukupnya hingga cincin berada di luar dan dapat dipotong dengan pisau perata;
4. Setelah dibersihkan timbang tanah dan ring dan catat beratnya (W2);
5. Ukur diameter ring, tinggi ring dan hitung volume tanahnya (V);
6. Hitung berat isi tanah asli (γ), berat isi tanah kering (γd), angka pori (e), porositas (n), dan derajat kejenuhan (Sr) dengan persamaan-persamaan berikut:
Berat isi tanah (unit weight or dencity = g)
W
g = ----------
V
4. Pengujian Batas Cair dan Batas Plastis Tanah
A. Pengujian Batas Cair
Pengujian batas cair tanah bertujuan untuk menentukan kadar air tanah dalam keadaan batas air. Prinsipnya adalah contoh tanah dicampur air sehingga menjadi suatu pasta “diuji dalam casagrande apparatus” kemudian dipotong “standard groove” dan dijatuhkan dengan tinggi 1 cm, maka tanah dikatakan dalam keadaan batas cair apabila 25 kali jatuh telah berimpit sepanjang 12,70 mm.
Bahan yang dipergunakan untuk uji batas cair terdiri dari benda uji uji lolos saringan 40 sebanyak 200 gr dan air suling sebanyak 200 ml. Sedangkan perlatan yang digunakan untuk pengujian terdiri dari :
1. Alat batas cair standar (casagrande apparatus)
2. Alat pembuat alur (standard grove)
3. Sendok dempul
4. Pelat kaca 45 x 45 x 0,6 cm
5. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gr
6. Cawan mineral 4 buah
7. Spatula dengan panjang 12,5 cm
8. Botol tempat air suling
9. Oven yang dilengkapi dengan thermostat
Pengujian batas cair tanah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
2. Siapkan benda uji dengan fraksi lolos saringan no.40 peralatan dan bahan lainnya.
3. Letakkan 150 gram fraksi lolos saringan no.40, peralatan dan bahan lainnya.
4. Dengan menggunakan spatula, aduklah benda uji tersebut dengan menambah air suling sedikit demi sedikit sampai homogen.
5. Setelah contoh menjadi campuran yang merata, ambil sebagian benda uji ini dan letakan di atas mangkok alat batas cair, ratakan permukaannya ini dan letakkan di atas mangkok batas cair, ratakan permukaannya sedemikian rupa sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal harus 1 cm.
6. Buat alur dengan jalan membagi benda uji menjadi dua bagian dengan menggunakan alat “grooving tool”
7. Putarlah alat dengan kecepatan 120 rpm. Pemutaran ini dilakukan terus sampai dasar alur bersinggungan sepanjang 12,70 mm, catat jumlah jatuhan dan periksa kadar airnya.
8. Ulangi langkah b sampai c dengan variasi kadar air yang berbeda sampai minimal 3 kali. Usahakan diperoleh jumlah pukulan antara 40 – 47 , 30 – 40, 20 – 30, 10 – 20.
Cara perhitungan :
Hasil-hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang bersangkutan kemudian digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah pukulan sebagai sumbu mendatar dengan skala logaritma, sedang besarnya kadar air sebagai sumbu tegak dengan skala biasa.
Buatlah garis lurus melalui titik-titik itu. Jika ternyata tidak terletak pada garis lurus, maka buatlah garis lurus melalui titik berat dari titik-titik tersebut. Tentukan besarnya kadar air pada jumlah pukulan 25 dan kadar air inilah yang merupakan batas cair (liquid limit) dari benda uji tersebut.
B. Pengujian Batas Plastis
Pengujian batas plastis tanah bertujuan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas plastis. Batas plastis ialah kadar air minuman dimana suatu tanah masih dalam keadaan plastis.
Bahan yang digunakan berupa benda uji lolos saringan no. 40 dan air suling. Sedangkan peralatan yang digunakan untuk pengujian terdiri dari:
a. Plat kaca 45 x 45 x 0,9 cm
b. Batang pembanding dengan diameter 3 mm, panjang 15 cm.
c. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
d. Cawan untuk menentukan kadar air 2 buah
e. Botol semprot tempat air suling
f. Oven yang dilengkapi dengan thermostat
Pengujian batas plastis tanah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Siapkan contoh lolos saringan no.40 sebanyak 30 gram;
b. Letakkan benda uji di atas plat kaca, kemudian diaduk sampai kadar airnya merata;
c. Setelah kadar airnya merata, geleng-gelenglah di atas plat kaca sampai mencapai diameter 3 mm;
d. Apabila sebelum diameter 3 mm sudah retak, maka benda uji disatukan dan air suling diaduk sampai rata. Apabila sudah mencapai dimeter 3 mm belum menunjukkan keretakan, maka benda uji dibiarkan beberapa saat di udara agar kadar airnya berkurang sedikit;
e. Pengadukan dan penggelengan diulangi terus sampai retakan-retakan itu terjadi tepat pada saat gelengan berdiameter 3 mm
f. Periksa kadar air batang pada kondisi (d=3 mm), dilakukan dua kali pemeriksaan.
5. Analisa Ukuran Butir Tanah Metode Ayakan
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan pembagian ukuran butir (gradasi) dari tanah yang lewat saringan no. 4.
Benda uji yang digunakan berupa contoh tanah terganggu maupun contoh tanah tak terganggu. Sedangkan peralatan yang digunakan terdiri dari:
a. Mesin ayakan (sieve sheker)
b. Saringan No.4,9,10,20,40,60,80,100,200
c. Neraca analitik dengan tingkat ketelitian 0,01 gram
d. Pan untuk penambangan
e. Alat pembagi seperti cone quartering dan splinter
f. Oven dilengkapi dengan thermostat pengatur suhu untuk mengatur pemanas 110oC
Prosedur kerja analisa ukuran butir tanah metode ayakan sebagai berikut:
a. Benda uji dijemur atau dioven sampai kering.
b. Bila banyak dilakukan cone quatering atau spliter untuk mendapatkan yang representatif.
c. Timbang 50 gram dan disaring
d. Dan tiap saringan ditimbang berat tertahan tiap mesh (saringan)
e. Hitung persen berat tertahan dan persen berat lolos tiap mesh.
6. Analisa Ukuran Butir Tanah Metode Hidrometer
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian ukuran butir (gradasi) dari tanah yang lewat saringan No. 10.
Peralatan yang digunakan dalam analisa ukuran butir metode hidrometer terdiri dari:
a. Hydrometer dengan skala konsentrasi (5 – 60 gram/lt) atau untuk pembacaan berat jenis campuran (0,995 – 1,038)
b. Tabung jelas ukur dengan kapasitas 1000 ml
c. Termometer 0 – 50 oC dengan ketelitian 0,01 oC
d. Pengaduk mekanis dan mangkok dispresi (mechanical stirrer)
e. Saringan-saringan no. 10, 20, 40, 60, 80, 100 dan 200.
f. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
g. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk melunasi sampai 110ot
h. Tabung-tabung gelas ukuran 50 ml dan 100 ml
i. Batang pengaduk dari gelas dan stop watch.
Benda uji yang akan digunakan dipreparasi dengan beberapa kategori berikut:
a. Jenis-jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hampir semua butirannaya lebih halus dari saringan no.10. Dalam hal ini benda uji tidak perlu dikeringkan dahulu dan tidak perlu disaring dengan saringan no.10 (2,00 mm)
b. Jenis-jenis tanah yang mengandung batu atau banyak mengandung butiran yang lebih kasar dari saringan no.10 (2,00 mm)
c. Tentukan kadar airnya untuk menentukan berat benda uji.
Langkah kerja pemeriksaan ukuran butir tanah metode ayakan sebagai berikut:
a. Rendamlah benda uji tersebut dengan larutan sodium hexamethophospat sebanyak 125 ml, aduklah sampai merata dengan pengaduk gelas dan biarkan terendam selama 24 jam.
b. Sesudah perendaman pindahkan campuran semuanya ke dalam mangkok pengaduk dan tambahkan air suling/air bebas mineral sampai kira-kira setengah penuh. Aduklah campuran kira-kira 15 menit.
c. Pindahkan campuran semuanya ke dalam tabung gelas ukur dan tambahkan air suling sampai campuran 1000 ml. Tutuplah rapat-rapat mulut tabung tersebut dengan telapak tangan dan kocoklah dalam arah mendatar selama 1 menit.
d. Segera setelah dikocok letakan tabung dengan hati-hati masukan hydrometer bulb. Biarkan hydrometer bulb terapung bebas dan tekanlah stop watch. Bacalah angka skalanya 1,2,4 menit dan seterusnya. Bacalah pada puncak meniscusnya dan catatlah pembacaan itu sampai 0,5 gram/lt yang terdekat atau 0,001 berat jenis. Sesudah pembacaan kedua angkatlah hydrometer dengan hati-hati. Cuci dengan air suling dan masukan ke dalam tabung yang berisi air suling yang bersuhu sama seperti suhu tabung percobaan.
e. Masukan kembali hydrometer dengan hati-hati ke dalam tabung dan lakukan pembacaan hydrometer pada saat-saat 4,8, 15, 30,60, 120, 240 dan 1440 menit. Sesudah setiap pembacaan cuci dan kembalikan hydrometer bulb ke dalam tabung air suling, lakukan proses mengangkat dan masukan hydrometer bulb selama 10 detik.
f. Ukur suhu campuran sekali dalam 15 menit yang pertama dan kemudian pada pembacaan berikutnya.
g. Sesudah pembacaan yang terakhir, pindahkan campuran ke dalam saringan no. 200 dan cucilah sampai air pencucinya jernih dan biarkan air ini mengalir terbuang. Fraksi yang tertinggal di atas saringan no. 200 harus dikeringkan dan lakukan pemeriksaan saringan dengan cara analisa pemeriksaan saringan agregat halus dan kasar.
h. Perhitungan dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan – persamaan berikut :
a. Pembacaan koreksi hydrometer
(Rc) = Pembacaan hydrometer asli – zero correction + koreksi temperatur.
b. % Finner (prosentase masing-masing butiran) :
Rc x a
% Finner = ----------- x 100 %
Wdry
Dimana :
Rc = Pembacaan koreksi hydrometer
a = Faktor berat jenis
Wdry = Berat contoh kering
c. Pembacaan hydrometer + menisicus = Rat koreksi meniscus
d. Jarak pengendapan L dicari dalam tabel 6.5
e. Koefisien (K) dicari dalam tabel (604) koefisien hubungan antara Bj dan temperatur
f. Diameter butiran (D) = K x L/t
Dimana :
K = Koefisien
L = Jarak pengendapan
t = Waktu pengendapan
7. Pengujian Kuat Geser Langsung (Direct Shear Test)
Pengujian kekuatan geser langsung (direct shear) bertujuan untuk mengukur kohesi dan sudut geser dalam dari suatu contoh. Prinsipnya bahwa kohesi dan sudut geser dalam ditentukan minimum 3 kali pengujian dengan tegangan normal yang berbeda-beda. Hubungan antara tegangan normal dan tegangan geser menghasilkan grafik linier, dimana perpotongan grafik tersebut dengan sumbu tegak adalah nilai kohesi. Sedang sudut yang dibentuk oleh grafik dengan garis horisontal adalah sudut geser dalam. Peralatan yang digunakan berupa:
a. Alat geser langsung terdiri dari :
ii. Setang penekan dan pemberi beban
iii. Alat penggeser lengkap dengan proving ring dan 2 buah arloji geser (extension meter)
iv. Cincin pemeriksa yang terbagi dua.
v. Beban-beban
vi. Dua buah batu pori.
b. Alat pengeluar contoh (ekstruder) dan pisau potong
c. Cincin cetak benda uji
d. Neraca dengan ketelitian 0,001 gram
e. Stop watch
f. Oven yang diperlengkapi pengatur suhu.
Prosedur kerja uji kekuatan geser langsung (direct shear test) sebagai berikut:
- Siapkan 3 (tiga) buah benda uji yang telah dipreparasi dan peralatan;
1. Timbang benda uji
2. Masukan benda uji ke dalam cincin pemeriksa yang telah terkunci menjadi satu dan pasanglah batu pori pada bagian atas dan bawah benda uji.
3. Setang penekan dipasang vertikal untuk memberi beban normal pada benda uji dan diatur sehingga beban yang diterima oleh benda uji sama dengan beban yang diberi pada setang tersebut.
4. Penggeser benda uji dipasang pada arah mendatar untuk memberi beban mendatar pada bagian atas cincin pemeriksa. Atur pembacaan arloji geser. Sehingga menunjukkan angka nol kemudian buka kunci cincin pemeriksa.
5. Diamkan benda uji sehingga konsolidasi selesai. Catat proses konsolidasi tersebut pada waktu-waktu tertentu sesuai cara pemeriksaan konsolidasi.
6. Sesudah konsolidasi selesai hitung t50 untuk menentukan kecepatan penggeseran. Konsolidasi dibuat dalam tiga beban yang diperlukan. Kecepatan pergeseran dapat ditentukan dengan membagi deformasi geser maximum kira-kira 10% diameter asli benda uji.
7. Lakukan pemeriksaan sehingga tekanan geser konstan dan bacalah arloji geser setiap 15 detik
8. Berikan beban normal pada benda uji kedua sebesar dua kali beban normal yang pertama langkah-langkah (f), (g), (h).
9. Berikan beban normal pada benda uji ketiga sebesar dua kali beban normal benda uji yang kedua dan lakukan langkah-langkah (f), (g), (h).
Cara perhitungan :
Hitung gaya geser (P) dengan jalan mengalikan pembacaan arloji geser dan angka kalibrasi cincin uji dan hitung tegangan geser maximum yaitu gaya geser maximum dibagi luas bidang geser.
dimana :
t = tegangan geser maximum (kg/cm2
Pmax = gaya geser maximum (kg)
A = Luas bidang geser benda uji (cm2)
Buatlah grafik hubungan antara tegangan normal dengan tegangan geser maximum. Hubungan ketiga titik yang diperoleh sehingga membentuk garis lurus yang memotong sumbu vertikal pada harga kohesi dan memotong sumbu horizontal membentuk sudut geser dalam.
Iktisar atau ringkasan hasil pengujian contoh tanah dari masing-masing titik pengambilan contoh terlampir.
Tabel 5-2. Hasil
Uji Lab Sample Bor Inti CD.2-01 KM.217+700
Klien
|
: PT. Hegar Daya
|
|||||
Proyek
|
: Perencanaan Khusus Daerah Rawan Longsor Wilayah
III Maybrat
|
|||||
Lokasi
|
: Ruas Kambuaya - Ayawasi/KM. 217+700
|
|||||
Kode/No.Sampel
|
CD.2-01.1
|
CD.2-01.2
|
CD.2-01.3
|
|||
Kedalaman Sampel
|
meter
|
-3.00
|
-5.50
|
-13.00
|
||
Jenis & Klasifikasi Tanah
|
HWP
|
MWP
|
LWP
|
|||
GRAVIMETER & VOLUMETER
|
||||||
Kadar Air Asli
|
w
|
%
|
25.85
|
28.15
|
30.66
|
|
Berat Jenis
|
Gs
|
2.19
|
2.24
|
2.25
|
||
Berat Isi Tanah Asli
|
g
|
gr/cm3
|
1.49
|
1.51
|
1.55
|
|
Berat Isi Tanah Kering
|
gd
|
gr/cm3
|
1.19
|
1.18
|
1.18
|
|
Berat Isi Tanah Jenuh
|
gsat
|
gr/cm3
|
||||
Porositas
|
n
|
%
|
45.90
|
47.24
|
47.33
|
|
Angka Pori
|
e
|
0.85
|
0.90
|
0.90
|
||
Derajad Kejenuhan
|
Sr
|
%
|
66.80
|
70.28
|
76.67
|
|
DISTRIBUSI UKURAN BUTIR (ASTM)
|
||||||
Lempung
|
< 0,005
|
mm
|
%
|
0.99
|
0.89
|
0.60
|
Lanau
|
0,005 - 0,075
|
mm
|
%
|
5.61
|
5.02
|
3.42
|
Pasir halus
|
0,075 - 0,420
|
mm
|
%
|
76.33
|
70.38
|
78.45
|
Pasir sedang
|
0,042 - 2,000
|
mm
|
%
|
17.08
|
23.73
|
12.53
|
Pasir kasar
|
2,000 - 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
4.50
|
Kerikil
|
> 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
Tabel . Hasil
Uji Lab Sample Bor Tangan HD.2-01 KM.217+700
Klien
|
: PT. Hegar Daya
|
||||
Proyek
|
: Perencanaan Khusus Daerah Rawan Longsor Wilayah
III Maybrat
|
||||
Lokasi
|
: Ruas Kambuaya - Ayawasi/KM. 217+700
|
||||
Kode/No.Sampel
|
TB.2-01.1
|
TB.2-01.2
|
|||
Kedalaman Sampel
|
meter
|
-1.50
|
-3.50
|
||
Jenis & Klasifikasi Tanah
|
MH
|
HWP
|
|||
GRAVIMETER & VOLUMETER
|
|||||
Kadar Air Asli
|
w
|
%
|
49.21
|
31.02
|
|
Berat Jenis
|
Gs
|
2.26
|
2.18
|
||
Berat Isi Tanah Asli
|
g
|
gr/cm3
|
1.71
|
1.53
|
|
Berat Isi Tanah Kering
|
gd
|
gr/cm3
|
1.15
|
1.17
|
|
Berat Isi Tanah Jenuh
|
gsat
|
gr/cm3
|
|||
Porositas
|
n
|
%
|
49.18
|
46.30
|
|
Angka Pori
|
e
|
0.97
|
0.86
|
||
Derajad Kejenuhan
|
Sr
|
%
|
114.99
|
78.27
|
|
KONSISTENSI (BATAS ATTERBERG)
|
|||||
Batas Cair
|
WL
|
%
|
59.36
|
||
Batas Plastis
|
PL
|
%
|
47.13
|
||
Indeks Plastis
|
Ip
|
%
|
12.24
|
||
Shringkage Limit
|
SL
|
%
|
|||
DISTRIBUSI UKURAN BUTIR (ASTM)
|
|||||
Lempung
|
< 0,005
|
mm
|
%
|
26.72
|
1.18
|
Lanau
|
0,005 - 0,075
|
mm
|
%
|
51.87
|
4.72
|
Pasir halus
|
0,075 - 0,420
|
mm
|
%
|
21.41
|
68.88
|
Pasir sedang
|
0,042 - 2,000
|
mm
|
%
|
0.00
|
25.23
|
Pasir kasar
|
2,000 - 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
Kerikil
|
> 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
PARAMETER KEKUATAN
|
|||||
Triaxial/Direct Shear
|
|||||
Kohesi
|
cp
|
kg/cm2
|
0.08
|
0.04
|
|
Sudut geser dalam
|
jp
|
(…°)
|
14.43
|
21.11
|
|
Tabel 5-4. Hasil
Uji Lab Sample Bor Tangan HD.2-02 KM.217+700
Klien
|
: PT. Hegar Daya
|
|||||
Proyek
|
: Perencanaan Khusus Daerah Rawan Longsor Wilayah
III Maybrat
|
|||||
Lokasi
|
: Ruas Kambuaya - Ayawasi/KM. 217+700
|
|||||
Kode/No.Sampel
|
TB.2-02.1
|
TB.2-02.2
|
TB.2-02.3
|
|||
Kedalaman Sampel
|
meter
|
-1.50
|
-3.00
|
-5.00
|
||
Jenis & Klasifikasi Tanah
|
MH
|
HWP
|
MWP
|
|||
GRAVIMETER & VOLUMETER
|
||||||
Kadar Air Asli
|
w
|
%
|
52.44
|
31.65
|
29.32
|
|
Berat Jenis
|
Gs
|
2.18
|
2.19
|
2.21
|
||
Berat Isi Tanah Asli
|
g
|
gr/cm3
|
1.68
|
1.54
|
1.56
|
|
Berat Isi Tanah Kering
|
gd
|
gr/cm3
|
1.10
|
1.17
|
1.21
|
|
Berat Isi Tanah Jenuh
|
gsat
|
gr/cm3
|
||||
Porositas
|
n
|
%
|
49.36
|
46.52
|
45.45
|
|
Angka Pori
|
e
|
0.97
|
0.87
|
0.83
|
||
Derajad Kejenuhan
|
Sr
|
%
|
117.13
|
79.75
|
77.75
|
|
KONSISTENSI (BATAS ATTERBERG)
|
||||||
Batas Cair
|
WL
|
%
|
59.24
|
|||
Batas Plastis
|
PL
|
%
|
49.33
|
|||
Indeks Plastis
|
Ip
|
%
|
9.91
|
|||
Shringkage Limit
|
SL
|
%
|
||||
DISTRIBUSI UKURAN BUTIR (ASTM)
|
||||||
Lempung
|
< 0,005
|
mm
|
%
|
24.99
|
0.88
|
0.94
|
Lanau
|
0,005 - 0,075
|
mm
|
%
|
48.51
|
3.52
|
3.76
|
Pasir halus
|
0,075 - 0,420
|
mm
|
%
|
26.51
|
71.38
|
81.55
|
Pasir sedang
|
0,042 - 2,000
|
mm
|
%
|
0.00
|
24.23
|
13.75
|
Pasir kasar
|
2,000 - 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
Kerikil
|
> 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
PARAMETER KEKUATAN
|
||||||
Triaxial/Direct Shear
|
||||||
Kohesi
|
cp
|
kg/cm2
|
0.07
|
0.05
|
0.05
|
|
Sudut geser dalam
|
jp
|
(…°)
|
17.35
|
23.45
|
23.80
|
|
Tabel
5-5. Hasil Uji Lab Sample Bor Tangan HD.2-03 KM.217+700
Klien
|
: PT. Hegar Daya
|
||||
Proyek
|
: Perencanaan Khusus Daerah Rawan Longsor Wilayah
III Maybrat
|
||||
Lokasi
|
: Ruas Kambuaya - Ayawasi/KM. 217+700
|
||||
Kode/No.Sampel
|
TB.2-03.1
|
TB.2-03.2
|
|||
Kedalaman Sampel
|
meter
|
-2.00
|
-5.00
|
||
Jenis & Klasifikasi Tanah
|
HWP
|
MWP
|
|||
GRAVIMETER & VOLUMETER
|
|||||
Kadar Air Asli
|
w
|
%
|
24.69
|
27.37
|
|
Berat Jenis
|
Gs
|
2.20
|
2.23
|
||
Berat Isi Tanah Asli
|
g
|
gr/cm3
|
1.48
|
1.51
|
|
Berat Isi Tanah Kering
|
gd
|
gr/cm3
|
1.18
|
1.18
|
|
Berat Isi Tanah Jenuh
|
gsat
|
gr/cm3
|
|||
Porositas
|
n
|
%
|
46.27
|
46.99
|
|
Angka Pori
|
e
|
0.86
|
0.89
|
||
Derajad Kejenuhan
|
Sr
|
%
|
63.18
|
68.96
|
|
DISTRIBUSI UKURAN BUTIR (ASTM)
|
|||||
Lempung
|
< 0,005
|
mm
|
%
|
1.14
|
0.98
|
Lanau
|
0,005 - 0,075
|
mm
|
%
|
6.46
|
5.57
|
Pasir halus
|
0,075 - 0,420
|
mm
|
%
|
77.33
|
72.20
|
Pasir sedang
|
0,042 - 2,000
|
mm
|
%
|
15.08
|
21.25
|
Pasir kasar
|
2,000 - 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
Kerikil
|
> 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
PARAMETER KEKUATAN
|
|||||
Triaxial/Direct Shear
|
|||||
Kohesi
|
cp
|
kg/cm2
|
0.06
|
0.05
|
|
Sudut geser dalam
|
jp
|
(…°)
|
24.68
|
24.68
|
|
Tabel 5-6. Hasil
Uji Lab Sample Bor Inti CD.3-01 KM.217+870
Klien
|
: PT. Hegar Daya
|
||||
Proyek
|
: Perencanaan Khusus Daerah Rawan Longsor Wilayah
III Maybrat
|
||||
Lokasi
|
: Ruas Kambuaya - Ayawasi/KM. 217+870
|
||||
Kode/No.Sampel
|
CD.3-01.1
|
CD.3-01.2
|
|||
Kedalaman Sampel
|
meter
|
-4.00
|
-8.00
|
||
Jenis & Klasifikasi Tanah
|
MWP
|
LWP
|
|||
GRAVIMETER & VOLUMETER
|
|||||
Kadar Air Asli
|
w
|
%
|
20.59
|
28.64
|
|
Berat Jenis
|
Gs
|
2.25
|
2.26
|
||
Berat Isi Tanah Asli
|
g
|
gr/cm3
|
1.51
|
1.54
|
|
Berat Isi Tanah Kering
|
gd
|
gr/cm3
|
1.25
|
1.20
|
|
Berat Isi Tanah Jenuh
|
gsat
|
gr/cm3
|
|||
Porositas
|
n
|
%
|
44.37
|
46.94
|
|
Angka Pori
|
e
|
0.80
|
0.88
|
||
Derajad Kejenuhan
|
Sr
|
%
|
57.96
|
73.00
|
|
DISTRIBUSI UKURAN BUTIR (ASTM)
|
|||||
Lempung
|
< 0,005
|
mm
|
%
|
0.99
|
0.59
|
Lanau
|
0,005 - 0,075
|
mm
|
%
|
5.61
|
3.32
|
Pasir halus
|
0,075 - 0,420
|
mm
|
%
|
78.33
|
71.38
|
Pasir sedang
|
0,042 - 2,000
|
mm
|
%
|
15.08
|
24.73
|
Pasir kasar
|
2,000 - 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
Kerikil
|
> 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
Tabel 5-7. Hasil
Uji Lab Sample Bor Tangan HD.3-01 KM.217+870
Klien
|
: PT. Hegar Daya
|
||||
Proyek
|
: Perencanaan Khusus Daerah Rawan Longsor Wilayah
III Maybrat
|
||||
Lokasi
|
: Ruas Kambuaya - Ayawasi/KM. 217+870
|
||||
Kode/No.Sampel
|
TB.3-01.1
|
TB.3-01.2
|
|||
Kedalaman Sampel
|
meter
|
-1.00
|
-3.50
|
||
Jenis & Klasifikasi Tanah
|
MH
|
MWP
|
|||
GRAVIMETER & VOLUMETER
|
|||||
Kadar Air Asli
|
w
|
%
|
41.17
|
25.88
|
|
Berat Jenis
|
Gs
|
2.18
|
2.22
|
||
Berat Isi Tanah Asli
|
g
|
gr/cm3
|
1.67
|
1.53
|
|
Berat Isi Tanah Kering
|
gd
|
gr/cm3
|
1.18
|
1.21
|
|
Berat Isi Tanah Jenuh
|
gsat
|
gr/cm3
|
|||
Porositas
|
n
|
%
|
45.96
|
45.41
|
|
Angka Pori
|
e
|
0.85
|
0.83
|
||
Derajad Kejenuhan
|
Sr
|
%
|
105.75
|
69.15
|
|
KONSISTENSI (BATAS ATTERBERG)
|
|||||
Batas Cair
|
WL
|
%
|
51.47
|
||
Batas Plastis
|
PL
|
%
|
39.40
|
||
Indeks Plastis
|
Ip
|
%
|
12.07
|
||
Shringkage Limit
|
SL
|
%
|
|||
DISTRIBUSI UKURAN BUTIR (ASTM)
|
|||||
Lempung
|
< 0,005
|
mm
|
%
|
28.03
|
0.98
|
Lanau
|
0,005 - 0,075
|
mm
|
%
|
59.56
|
3.92
|
Pasir halus
|
0,075 - 0,420
|
mm
|
%
|
12.41
|
68.88
|
Pasir sedang
|
0,042 - 2,000
|
mm
|
%
|
0.00
|
26.23
|
Pasir kasar
|
2,000 - 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
Kerikil
|
> 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
PARAMETER KEKUATAN
|
|||||
Triaxial/Direct Shear
|
|||||
Kohesi
|
cp
|
kg/cm2
|
0.10
|
0.04
|
|
Sudut geser dalam
|
jp
|
(…°)
|
18.31
|
24.68
|
Tabel
5-8. Hasil Uji Lab Sample Bor Inti HD.3-02 KM.217+870
Klien
|
: PT. Hegar Daya
|
||||
Proyek
|
: Perencanaan Khusus Daerah Rawan Longsor Wilayah
III Maybrat
|
||||
Lokasi
|
: Ruas Kambuaya - Ayawasi/KM. 217+870
|
||||
Kode/No.Sampel
|
TB.3-02.1
|
TB.3-02.2
|
|||
Kedalaman Sampel
|
meter
|
-0.25
|
-2.50
|
||
Jenis & Klasifikasi Tanah
|
MH
|
MWP
|
|||
GRAVIMETER & VOLUMETER
|
|||||
Kadar Air Asli
|
w
|
%
|
33.33
|
26.44
|
|
Berat Jenis
|
Gs
|
2.19
|
2.24
|
||
Berat Isi Tanah Asli
|
g
|
gr/cm3
|
1.67
|
1.53
|
|
Berat Isi Tanah Kering
|
gd
|
gr/cm3
|
1.25
|
1.21
|
|
Berat Isi Tanah Jenuh
|
gsat
|
gr/cm3
|
|||
Porositas
|
n
|
%
|
42.98
|
46.10
|
|
Angka Pori
|
e
|
0.75
|
0.86
|
||
Derajad Kejenuhan
|
Sr
|
%
|
96.95
|
69.28
|
|
KONSISTENSI (BATAS ATTERBERG)
|
|||||
Batas Cair
|
WL
|
%
|
51.69
|
||
Batas Plastis
|
PL
|
%
|
33.13
|
||
Indeks Plastis
|
Ip
|
%
|
18.56
|
||
Shringkage Limit
|
SL
|
%
|
|||
DISTRIBUSI UKURAN BUTIR (ASTM)
|
|||||
Lempung
|
< 0,005
|
mm
|
%
|
23.43
|
0.98
|
Lanau
|
0,005 - 0,075
|
mm
|
%
|
54.67
|
3.92
|
Pasir halus
|
0,075 - 0,420
|
mm
|
%
|
20.41
|
69.38
|
Pasir sedang
|
0,042 - 2,000
|
mm
|
%
|
1.50
|
25.73
|
Pasir kasar
|
2,000 - 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
Kerikil
|
> 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
PARAMETER KEKUATAN
|
|||||
Triaxial/Direct Shear
|
|||||
Kohesi
|
cp
|
kg/cm2
|
0.11
|
0.04
|
|
Sudut geser dalam
|
jp
|
(…°)
|
18.31
|
25.54
|
|
Tabel 5-9. Hasil
Uji Lab Sample Bor Inti CD.4-01 KM.218+000
Klien
|
: PT. Hegar Daya
|
|||||
Proyek
|
: Perencanaan Khusus Daerah Rawan Longsor Wilayah
III Maybrat
|
|||||
Lokasi
|
: Ruas Kambuaya - Ayawasi/KM. 218+000
|
|||||
Kode/No.Sampel
|
CD.4-01.1
|
CD.4-01.2
|
CD.4-01.3
|
|||
Kedalaman Sampel
|
meter
|
-2.00
|
-5.00
|
-7.00
|
||
Jenis & Klasifikasi Tanah
|
FM
|
MWP
|
LWP
|
|||
GRAVIMETER & VOLUMETER
|
||||||
Kadar Air Asli
|
w
|
%
|
19.61
|
23.74
|
29.43
|
|
Berat Jenis
|
Gs
|
2.16
|
2.25
|
2.28
|
||
Berat Isi Tanah Asli
|
g
|
gr/cm3
|
1.25
|
1.51
|
1.53
|
|
Berat Isi Tanah Kering
|
gd
|
gr/cm3
|
1.05
|
1.22
|
1.18
|
|
Berat Isi Tanah Jenuh
|
gsat
|
gr/cm3
|
||||
Porositas
|
n
|
%
|
51.60
|
45.80
|
48.08
|
|
Angka Pori
|
e
|
1.07
|
0.85
|
0.93
|
||
Derajad Kejenuhan
|
Sr
|
%
|
39.75
|
63.30
|
72.36
|
|
DISTRIBUSI UKURAN BUTIR (ASTM)
|
||||||
Lempung
|
< 0,005
|
mm
|
%
|
0.99
|
0.89
|
1.14
|
Lanau
|
0,005 - 0,075
|
mm
|
%
|
5.61
|
5.02
|
6.48
|
Pasir halus
|
0,075 - 0,420
|
mm
|
%
|
76.33
|
70.38
|
70.65
|
Pasir sedang
|
0,042 - 2,000
|
mm
|
%
|
17.08
|
23.73
|
21.73
|
Pasir kasar
|
2,000 - 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
Kerikil
|
> 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
Tabel 5-10. Hasil
Uji Lab Sample Bor Tangan HD.4-01 KM.218+000
Klien
|
: PT. Hegar Daya
|
||||
Proyek
|
: Perencanaan Khusus Daerah Rawan Longsor Wilayah
III Maybrat
|
||||
Lokasi
|
: Ruas Kambuaya - Ayawasi/KM. 218+000
|
||||
Kode/No.Sampel
|
TB.4-01.1
|
TB.4-01.2
|
|||
Kedalaman Sampel
|
meter
|
-1.00
|
-2.50
|
||
Jenis & Klasifikasi Tanah
|
MH
|
MWP
|
|||
GRAVIMETER & VOLUMETER
|
|||||
Kadar Air Asli
|
w
|
%
|
32.42
|
31.28
|
|
Berat Jenis
|
Gs
|
2.18
|
2.24
|
||
Berat Isi Tanah Asli
|
g
|
gr/cm3
|
1.65
|
1.62
|
|
Berat Isi Tanah Kering
|
gd
|
gr/cm3
|
1.25
|
1.24
|
|
Berat Isi Tanah Jenuh
|
gsat
|
gr/cm3
|
|||
Porositas
|
n
|
%
|
42.76
|
44.81
|
|
Angka Pori
|
e
|
0.75
|
0.81
|
||
Derajad Kejenuhan
|
Sr
|
%
|
94.57
|
86.31
|
|
KONSISTENSI (BATAS ATTERBERG)
|
|||||
Batas Cair
|
WL
|
%
|
58.23
|
||
Batas Plastis
|
PL
|
%
|
31.06
|
||
Indeks Plastis
|
Ip
|
%
|
27.17
|
||
Shringkage Limit
|
SL
|
%
|
|||
DISTRIBUSI UKURAN BUTIR (ASTM)
|
|||||
Lempung
|
< 0,005
|
mm
|
%
|
21.17
|
1.18
|
Lanau
|
0,005 - 0,075
|
mm
|
%
|
54.43
|
4.72
|
Pasir halus
|
0,075 - 0,420
|
mm
|
%
|
22.43
|
68.88
|
Pasir sedang
|
0,042 - 2,000
|
mm
|
%
|
1.98
|
25.23
|
Pasir kasar
|
2,000 - 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
Kerikil
|
> 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
PARAMETER KEKUATAN
|
|||||
Triaxial/Direct Shear
|
|||||
Kohesi
|
cp
|
kg/cm2
|
0.12
|
0.04
|
|
Sudut geser dalam
|
jp
|
(…°)
|
16.39
|
22.92
|
Tabel 5-11. Hasil
Uji Lab Sample Bor Tangan HD.4-02 KM.218+000
Klien
|
: PT. Hegar Daya
|
|||
Proyek
|
: Perencanaan Khusus Daerah Rawan Longsor Wilayah
III Maybrat
|
|||
Lokasi
|
: Ruas Kambuaya - Ayawasi/KM. 218+000
|
|||
Kode/No.Sampel
|
TB.4-02.1
|
TB.4-02.2
|
||
Kedalaman Sampel
|
meter
|
-1.00
|
-3.00
|
|
Jenis & Klasifikasi Tanah
|
MH
|
MWP
|
||
GRAVIMETER & VOLUMETER
|
||||
Kadar Air Asli
|
w
|
%
|
37.30
|
30.27
|
Berat Jenis
|
Gs
|
2.20
|
2.23
|
|
Berat Isi Tanah Asli
|
g
|
gr/cm3
|
1.63
|
1.67
|
Berat Isi Tanah Kering
|
gd
|
gr/cm3
|
1.19
|
1.28
|
Berat Isi Tanah Jenuh
|
gsat
|
gr/cm3
|
||
Porositas
|
n
|
%
|
46.01
|
42.53
|
Angka Pori
|
e
|
0.85
|
0.74
|
|
Derajad Kejenuhan
|
Sr
|
%
|
96.23
|
91.18
|
KONSISTENSI (BATAS ATTERBERG)
|
||||
Batas Cair
|
WL
|
%
|
58.23
|
|
Batas Plastis
|
PL
|
%
|
34.64
|
|
Indeks Plastis
|
Ip
|
%
|
23.60
|
|
Shringkage Limit
|
SL
|
%
|
||
DISTRIBUSI UKURAN BUTIR (ASTM)
|
||||
Lempung
|
< 0,005
|
mm
|
21.73
|
1.18
|
Lanau
|
0,005 - 0,075
|
mm
|
48.37
|
4.72
|
Pasir halus
|
0,075 - 0,420
|
mm
|
19.38
|
68.88
|
Pasir sedang
|
0,042 - 2,000
|
mm
|
10.53
|
25.23
|
Pasir kasar
|
2,000 - 4,750
|
mm
|
0.00
|
0.00
|
Kerikil
|
> 4,750
|
mm
|
0.00
|
0.00
|
PARAMETER KEKUATAN
|
||||
Triaxial/Direct Shear
|
||||
Kohesi
|
cp
|
kg/cm2
|
0.10
|
0.05
|
Sudut geser dalam
|
jp
|
(…°)
|
20.18
|
25.54
|
Tabel 5-12. Hasil
Uji Lab Sample Bor Tangan HD.4-03 KM.218+000
Klien
|
: PT. Hegar Daya
|
||||
Proyek
|
: Perencanaan Khusus Daerah Rawan Longsor Wilayah
III Maybrat
|
||||
Lokasi
|
: Ruas Kambuaya - Ayawasi/KM. 218+000
|
||||
Kode/No.Sampel
|
TB.4-03.1
|
TB.4-03.2
|
|||
Kedalaman Sampel
|
meter
|
-3.00
|
-5.00
|
||
Jenis & Klasifikasi Tanah
|
MH
|
MWP
|
|||
GRAVIMETER & VOLUMETER
|
|||||
Kadar Air Asli
|
w
|
%
|
38.81
|
31.13
|
|
Berat Jenis
|
Gs
|
2.18
|
2.26
|
||
Berat Isi Tanah Asli
|
g
|
gr/cm3
|
1.60
|
1.66
|
|
Berat Isi Tanah Kering
|
gd
|
gr/cm3
|
1.15
|
1.26
|
|
Berat Isi Tanah Jenuh
|
gsat
|
gr/cm3
|
|||
Porositas
|
n
|
%
|
47.07
|
44.12
|
|
Angka Pori
|
e
|
0.89
|
0.79
|
||
Derajad Kejenuhan
|
Sr
|
%
|
95.21
|
89.05
|
|
KONSISTENSI (BATAS ATTERBERG)
|
|||||
Batas Cair
|
WL
|
%
|
58.23
|
||
Batas Plastis
|
PL
|
%
|
37.73
|
||
Indeks Plastis
|
Ip
|
%
|
20.50
|
||
Shringkage Limit
|
SL
|
%
|
|||
DISTRIBUSI UKURAN BUTIR (ASTM)
|
|||||
Lempung
|
< 0,005
|
mm
|
%
|
23.39
|
1.18
|
Lanau
|
0,005 - 0,075
|
mm
|
%
|
49.70
|
4.72
|
Pasir halus
|
0,075 - 0,420
|
mm
|
%
|
21.27
|
62.88
|
Pasir sedang
|
0,042 - 2,000
|
mm
|
%
|
5.64
|
31.23
|
Pasir kasar
|
2,000 - 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
Kerikil
|
> 4,750
|
mm
|
%
|
0.00
|
0.00
|
PARAMETER KEKUATAN
|
|||||
Triaxial/Direct Shear
|
|||||
Kohesi
|
cp
|
kg/cm2
|
0.13
|
0.06
|
|
Sudut geser dalam
|
jp
|
(…°)
|
18.31
|
22.02
|
- KLASIFIKASI TANAH
Untuk
mengklasifikasi jenis tanah digunakan klasifikasi tanah sistem USCS (Unified Soil Classification System) berikut
ini:
Pengujian tanah di Laboratorium adalah sebuah contoh pengujiman tanah untuk keperluan suatu proyek pembangunan dalam teknik sipil. Hanya saja pengujiannya di lakukan di Laboratorium pertambangan karena belum adanya kelengkapan pada Laboratorium teknik sipil yang ada.
Demikian sedikitnya informasi mengenai Pengujian Tanah Di Laboratorium. Semoga Informasi ini bisa memberi manfaat bagi Anda yang membacanya. Terimakasih.
Demikian sedikitnya informasi mengenai Pengujian Tanah Di Laboratorium. Semoga Informasi ini bisa memberi manfaat bagi Anda yang membacanya. Terimakasih.
Kepada bpk/Ibu
ReplyDeleteKepala Laboratorium Tanah,Beton,Semen, Aspal dan Batuan
Perkenalkan kami dari CV Rundawa Teknik
Menawarkan alat alat Laboratorium Tanah,beton dan Aspal / alat pengeboran di lapangan
Semua alat kami buat di pabrik kami sendiri,dengan buatan anak- anak bangsa
Semua alat sudah terkalibrasi dengan geransi 1 tahun.
Kami mohon dengan sangat bantuan bpk,mempromosikan produk kami di Pu,karna alat buatan lokal laboratorium penelitian Tanah,Beton dan Aspal tidak kalah buatan Luar.
Hormat kami
Fendi Ferdiansyah
Hp. 082221111131
Tlp. (022) 82001060
Fax. (022) 82001060
Email fendinykz@yahoo.co.id
Jln Sariwangi No 70 BANDUNG BARAT
trimakasih atas tulisan yang sangat bermanffat ini :)
ReplyDelete