UMUM
Kali ini kita akan membahas mengenai pekerjaan pemboran. Pekerjaan pemboran bertujuan untuk mengetahui lebih detail penyebaran
lapisan tanah dan/atau batuan secara vertikal serta memperoleh contoh
tanah/batuan pada suatu kedalaman tertentu. Informasi penyebaran lapisan tanah
dan/atau batuan secara vertikal sangat membantu dalam menentukan letak dan
penyebaran bidang longsor.
Data-data dan informasi yang diperoleh dari kegiatan pemboran akan
menjadi acuan atau bahan pembanding dengan hasil penyelidikan dengan alat
geolistrik. Oleh sebab itu pengamatan dan deskripsi terhadap hasil pemboran
dilakukan langsung di lapangan oleh ahli geologi (geologist).
Dalam rangka kegiatan perencanaan ini maka Konsultan telah melakukan
kegiatan pemboran berupa pemboran tangan (hand
drilling) dan pemboran inti (core
drilling). Jumlah dan penyebaran titik-titik bor pada masing-masing lokasi
longsoran tersaji dalam tabel 4-1 dan gambar 4-1.
Tabel
4-1. Data Sebaran Titik Bor
Lokasi
KM
|
Titik Bor
|
Koordinat UTM
|
Elevasi m dpal
|
Kedalaman Max (meter)
|
|
Easting
|
Northing
|
||||
LKS.02
217+700
|
CD.2-01
|
221217.00
|
9863227.00
|
586.78
|
17
|
HD.2-01
|
221195.00
|
9863225.00
|
578.52
|
5
|
|
HD.2-02
|
221165.00
|
9863219.00
|
572.45
|
6
|
|
HD.2-03
|
221237.00
|
9863220.00
|
583.25
|
6
|
|
LKS.03
217+930
|
CD.3-01
|
221249.55
|
9863353.94
|
589.95
|
14.5
|
HD.3-01
|
221302.12
|
9863358.19
|
574.75
|
5
|
|
HD.3-02
|
221199.23
|
9863346.50
|
581.34
|
4
|
|
LKS.04
218+100
|
CD.4-01
|
221219.72
|
9863483.60
|
593.13
|
13
|
HD.4-01
|
221231.84
|
9863500.60
|
585.99
|
4
|
|
HD.4-02
|
221246.00
|
9863528.25
|
580.43
|
5
|
|
HD.4-03
|
221185.97
|
9863447.76
|
581.12
|
7
|
Gambar
4-1. Sebaran Titik Bor di KM.217+700, KM.217+930, dan KM.218+100
(Ket
: HD = Auger Drilling ; CD = Core
Drilling)
PEMBORAN
AUGER ATAU BOR TANGAN (AUGER DRILLING)
Pemboran
auger atau bor tangan (auger drilling) adalah
suatu cara pemboran yang dilakukan menggunakan tenaga manusia dengan cara
memutar dan menekan mata bor ke dalam tanah. Metode
ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu kedalaman
yang dapat dicapai terbatas (kurang dari 10 meter), membutuhkan banyak tenaga, waktunya relatif lama.
Adapun tujuan-tujuan yang akan
dicapai dari pekerjaan pemboran auger atau bor tangan yaitu:
- Untuk memperoleh gambaran dan informasi tentang
susunan lapisan (stratifikasi) tanah;
- Untuk memperoleh contoh (sample) tanah baik contoh tanah terganggu (disturbed sample) maupun
contoh tanah tidak terganggu (undisturbed
sample). Contoh Tanah Terganggu (Disturbed Soil Sample), yaitu contah tanah dimana pada kegiatan
pengambilannya, struktur tanah tersebut tidak dilindungi, sehingga strukturnya
menjadi terganggu atau tidak sesuai lagi dengan struktur aslinya. Contoh Tanah Tidak Terganggu (Undisturbed Soil Sample), yaitu contah
tanah dimana pada kegiatan pengambilannya, struktur tanah tersebut dilindungi,
sehingga strukturnya tidak terganggu dan sesuai dengan struktur aslinya.
Peralatan
yang digunakan dalam kegiatan pemboran manual, terdiri dari:
a. Alat
bor utama, terdiri dari:
- Mata
bor (Auger)
- Batang
bor (Rod String)
- Batang
pemutar
- Penyambung
batang bor dengan batang pemutar (T-Stuck)
b. Peralatan
tambahan dan safety equipment:
- Kunci
pipa
- Linggis,
sekop, dsb
- Clipboard
- Perlengkapan
safety : sepatu boot, helm, dsb.
Gambar 4-2. Peralatan Pemboran Auger
Prosedur kerja pemboran tangan
adalah sebagai berikut:
1.
Lokasi
titik
bor dibersihkan dari
rerumputan dan penghalang lainnya;
2.
Bagian
– bagian alat bor dirangkai
dengan cara:
-
Menyiapkan
masing
– masing bagian yang diperlukan, meliputi mata
bor (auger), batang bor (rod string),
batang pemutar dan T-stick, serta kunci pipa;
-
Menyambung
secara berurutan T-stick & rod strings & auger, lalu
kencangkan sambungan – sambungan dengan menggunakan kunci pipa.
3.
Membuat
lubang awal sedalam kira – kira 20 cm menggunakan sekop;
4.
Alat
bor diletakan pada
lubang awal yang telah dibuat, lalu rangkaian pemboran diputar, sambil ditekan
ke dalam tanah;
5.
Pemutaran dan penekanan rangkaian pemboran
dilakukan hingga mata bor (auger) masuk 25 cm atau telah terisi penuh;
6.
Setelah auger terisi penuh, rangkaian
pemboran diangkat ke permukaan, tanah yang tertahan di dalam auger dikeluarkan,
lalu dideskripsi;
7.
Langkah
(4) hingga langkah (6) dilakukan
terus
menerus, apabila batang bor telah masuk habis ke dalam tanah, sambungkan batang
bor berikutnya, lalu dilanjutkan
kegiatan pemboran hingga mencapai kedalaman yang direncanakan.
8.
Tanah yang diperoleh pada setiap kemajuan
pemboran (tiap 20 cm kedalaman) dideskripsi, hasilnya ditulis pada lembar
deskrisi, serta dibuat kolom
litologinya.
9.
Untuk mengambil contoh tanah tidak
terganggu, lakukan langkah berikut:
a.
Lepaskan mata bor (auger), pasang clamb tube dan tabung contoh (sample tube).
b.
Pasang kepala tumbuk pada salah satu ujung batang bor,
lalu kencangkan.
c.
Pukullah rangkaian bor melalui kepala bor
dengan menggunakan palu 5
kg yang diberi bantalan balok kayu, hingga tabung contoh
masuk kedalam tanah dan terisi penuh.
d.
Setelah itu, angkatlah rangkaian bor,
lepaskan tabung contoh, lalu amankan contoh.
10. Bila
pemboran telah mencapai kedalaman yang direncanakan, rangkaian pemboran
dilepas, masing – masing bagian dibersihkan dari tanah/lumpur yang melekat, lalu
peralatan disimpan.
11. Selanjutnya contoh tanah yang telah diperoleh diberi
label dan disipkan untuk dikirim ke laboratorium.
PEMBORAN INTI (CORE DRILLING) DAN UJI PENETRASI STANDAR
(SPT)
Dalam rangka memperoleh data
dan informasi jenis dan ketebalan perlapisan tanah keras dan/atau batuan, maka
pihak Konsultan telah melakukan pemboran inti yang disertai dengan Pengujian
Penetrasi Standar (Standart Penetration
Test SPT) dengan interval 2 (dua) meter untuk mendapatkan parameter
kepadatan tanah dan/atau batuan.
Peralatan yang digunakan pada
kegiatan pemboran inti dan SPT sebagai berikut:
-
Mesin bor merk TBM-12 kapasitas 150 meter
beserta perlengkapannya;
-
Pompa sirkulasi atau pembilas MG-5A, beserta perlengkapan operasionalnya;
-
Core Barrel 73 mm single dan panjang 1.5 meter, casing 89 mm;
-
Hammer SPT dengan beban 63.5 kg;
-
Perlengkapan pemboaran lainnya.
Pemboran dilakukan dengan
kemajuan tiap 1.5 meter. Potongan batuan yang tertangkap didalam core barrel
selanjutnya dikeluarkan lalu diamati dan dideskripsi kenampakan sifat fisik
guna menentukan jenis materialnya. Pengujian penetrasi standar dilakukan setiap
interval 2 (dua) meter dengan mencatat jumlah pukulan.
HASIL
YANG DICAPAI
No comments:
Post a Comment