Follow Me

Instagram

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA LONGSORAN

  • Penyebab Ditinjau Dari Peristiwa

Pada umumnya Longsoran atau gerakan tanah disebabkan oleh adanya gangguan. Gangguan yang dimaksudkan adalah terjadinya suatu peristiwa yang akhirnya berakibat terjadi Longsoran atau gerakan tanah. Peristiwa yang dapat menyebabkan terjadinya gerakan tanah dibedakan menjadi gangguan luar dan gangguan dalam.

A.Gangguan Luar 

            Peristiwa yang menyebabkan terjadinya gerakan tanah dari ganguan luar adalah sebagai beriku:
Akibat Getaran: Ditimbulkan oleh gempa bumi, peledakan, kereta api dll.
2.      Pembebanan tambahan, terutama disebabkan oleh aktivitas manusia, misalnya adanya bangunan atau timbunan di atas tebing;
3.      Hilangnya penahan lateral: Dapat disebabkan antara lain oleh pengikisan (erosi sungai, pantai), aktivitas manusia (penggalian);
4.      Hilangnya tumbuhan penutup.

B. Gangguan Dalam

            Peristiwa yang meyebabkan terjadinya gerakan tanah dari ganguan dalam adalah sebagai berikut:

1)   Hilangnya rentangan permukaan;

Selaput air yang terdapat diantara butir tanah memberikan tegangan tarik yang tidak kecil. Sebaliknya jika air merupakan lapisan tebal, maka akibatnya akan berlawanan. Karena itu makin banyak air masuk ke dalam tanah, parameter kuat gesernya makin berkurang.

2)   Naiknya berat massa tanah/ batuan;

Masuknya air ke dalam tanah menyebabkan terisinya rongga antarbutir sehingga massa tanah bertambah.

3)   Pelindian bahan perekat;

Air mampu melarutkan bahan pengikat butir yang membentuk batuan sedimen. Misalnya perekat dalam batu pasir yang dilarutkan air sehingga ikatannya hilang.

4)   Naiknya muka air tanah;

Muka air tanah dapat naik karena rembesan yang masuk pada pori antar butir tanah. Akibat tekanan air pori naik maka kekuatan gesernya turun.

5)   Pengembangan tanah;

Rembesan air dapat menyebabkan tanah mengembang terutama untuk tanah lempung tertentu, jika lempung semacam itu terdapat di bawah lapisan lain.

6)   Surut cepat;

Jika air dalam sungai atau waduk menurun terlalu cepat, maka muka air tanah tidak dapat mengikuti kecepatan menurunnya muka air.

7)   Pencairan material;

Pencairan sendiri dapat terjadi pada beberapa jenis tanah yang jenuh air, seperti pasir halus yang akan lepas bila terkena getaran (dikarenakan gempa bumi, kereta api dan sebagainya). 

  •  Penyebab Ditinjau Dari Konsepsi Faktor Keamanan

            Dengan dasar pemikiran bahwa faktor keamanan lereng terhadap longsoran bergantung pada angka perbandingan antara kuat geser tanah (S) dan tegangan geser yang bekerja m) yang dinyatakan dengan persamaan:


Di mana:
FK        = faktor keamanan terhadap longsoran  
FK=1    = Kritis
FK > 1 = Mantap
FK < 1 = Cenderung longsor
S           = kuat geser tanah
τm             = tegangan geser yang bekerja.
Faktor pengaruh terhadap kemantapan lereng dibagi atas 2 (dua) kelompok utama, yaitu : gangguan luar dan gangguan dalam.  

A.    Gangguan Luar

Gangguan luar terjadi karena meningkatnya tegangan geser yang bekerja dalam tanah (τm) sehingga FK < 1. Berdasarkan keadaan ini dapat diuraikan :

1)      Penurunan Tegangan horizontal;

Kondisi seperti ini terjadi bila kaki lereng tererosi oleh aliran air, akibat galian atau pembongkaran tembok penahan.

2)      Tegangan vertikal meningkat;

Kondisi seperti ini terjadi bila air hujan tertahan di atas lereng, timbunan, bangunan dan lain-lain.

3)      Tekanan horizontal meningkat; 

Kondisi ini terjadi karena adanya pengisian air pada retakan seperti terlihat pada Gambar 2-30 di bawah ini.

1)      Akibat adanya tegangan siklik yang diakibatkan oleh adanya  gempa dan gaya vibrasi ledakan mesiu;

Pada keadaan gempa bumi, 2 buah gelombang naik dari bawah ke atas permukaan tanah. Sebelum mencapai permukaan tanah, rambatan gelombang melewati berbagai lapisan sehingga menimbulkan perubahan pada sistem tegangan semula.

2)   Akibat bekerjanya gaya tektonik;

Merupakan gaya gaya yang berasal dari dalam bumi.

A.    Gangguan Dalam

Gangguan dalam pada dasarnya terdiri dari faktor penyebab menurunnya kuat geser tanah (S) yang meliputi:

(1)   Sifat bawaan (sifat genetik), terdiri dari;

a.                   Komposisi;
Kondisi material dapat menjadi lemah (weak) pada peningkatan kadar air. Hal ini terjadi pada tanah lempung terkonsolidasi lebih (OC) dan terkonsolidasi sangat lebih (HOC) dan tanah lempung organik.
b.                   Struktur geologi;
Dapat berupa bidang diskontinuitas (sesar, perlapisan, kekar, cermin sesar dan breksiasi), lapisan yang berada di atas tanah lempung yang lemah atau selang-seling antar lapisan lulus air (misalnya: pasir) dan kedap air (misalnya: lempung).
c.                   Geometri lereng;
Kedudukan lapisan miring ke arah lereng.

 (2) Reaksi kimia/fisika, antara lain berupa :

·                     Hidrasi dari mineral lempung seperti absorbsi air oleh mineral lempung sehingga kadar air meningkat. Hal ini biasanya diikuti dengan penurunan harga kohesi, contohnya lempung montmorillonit.
·                     Penyusutan tanah lempung akibat pengeringan dapat menimbulkan retakan susut sehingga kuat geser tanah menurun dan memberi kesempatan air mengalir masuk ke dalamnya.
·                     Erosi oleh air pada tanah lempung "dispersive" menyebabkan terbentuknya rongga yang menurunkan kuat geser tanah.

(3) Perubahan tekanan air pori dan berat isi, antara lain berupa :

·                     Berat isi bertambah karena penjenuhan. Daya apung pada kondisi jenuh menurunkan tegangan efektif pada butir, sehingga kuat geser menurun .
·                     Muka air tanah naik karena air hujan, kolam waduk dan lainnya .

(4) Perubahan sistem pembebanan;

Antara lain karena tegangan tanah berkurang. Pada kondisi ini lapisan tanah lempung terkonsolidasi lebih dan terkonsolidasi sangat lebih yang sebelumnya telah dibebani lapisan di atasnya, kemudian lapisan atas tersebut digali (dibuang), akibatnya terjadi perubahan beban pada lapisan lempung yang menyebabkan berkurangnya kuat geser tanah. 

  •    Prinsip Dasar Penanggulangan Longsoran

            Pada suatu lereng bekerja gaya-gaya yang terdiri dari gaya pendorong dan gaya penahan. Gaya pendorong adalah gaya tangensial. dari berat massa tanah, sedangkan gaya penahan berupa tahanan geser tanah. Analisa kemantapan suatu lereng harus dilakukan dengan memperhitungkan besarnya gaya pendorong dan gaya penahan. Suatu lereng akan longsor bila keseimbangan gaya-gaya yang bekerja terganggu, yaitu gaya pendorong melampaui gaya penahan. Oleh karena itu prinsip penanggulangan longsoran adalah mengurangi gaya pendorong atau menambah gaya penahan.
Penanggulangan yang baik adalah penanggulangan yang dapat mengatasi masalah secara tuntas dengan biaya yang relatif murah dan mudah dilaksanakan. Penanggulangan sangat tergantung pada tipe dan sifat gerakan tanah, kondisi lapangan dan kondisi geologi. Penanggulangan yang hanya didasarkan pada perkiraan tanpa konsep yang terpadu umumnya kurang berhasil. Disamping itu , untuk longsoran-longsoran yang tidak sederhana / kompleks, penanggulangan tipe longsoran ini memerlukan data  dan analisis yang lebih cermat.
Metoda penanggulangan longsoran dengan mengurangi gaya pendorong dapat dilakukan antara lain dengan pemotongan dan pengendalian air permukaan, sedangkan penanggulangan yang menambah gaya penahan antara lain dengan pengendalian air rembesan dan penambatan. Dalam hal ini akan dibahas beberapa metoda penanggulangan yang terdiri dari mengubah geometri lereng, pengendalian air permukaan, mengendalikan air rembesan, penambatan dan tindakan lainnya. Prinsip dasar penanggulangan yang akan diuraikan hanya ditinjau dari aspek teknis, sedangkan aspek sosial dan ekonomis tidak dibahas.
Demikian info yang dapat saya bagikan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tanah longsor. Semoga bermanfaat.Terimakasih.

PENTINGNYA ASPEK NAMA, HISTORY, PREHISTORY, DAN ORGANISASI DALAM MEMAHAMI ETNIS DI TANAH PAPUA.


Dalam mata kuliah Etnogarfi Papua di Jurusan Teknik sipil ada pembahasan mengenai Pentingnya aspek Nama, History, Prehistory dan Sistem Organisasi dalam memahami Etnis yang ada di tanah Papua. Apa sebetulnya Pentingnya aspek Nama, History, Prehistory dan Sistem Organisasi dalam memahami Etnis yang ada di tanah Papua tersebut? Mari kita bahas sama-sama berikut ini:


Pentingnya aspek nama Papua dalam memahami Etnis di tanah Papua.

Seperti kita ketahui bahwa sebutan untuk papua pertama kali digunakan oleh seorang pelaut asal spanyol, Ynigo Ortiz de Retes kemudian dipakai oleh bangsa belanda yaitu dengan sebutan Nieuw-Guinea(“Guinea Baru”). Nama tersebut digunakan karena melihat fakta bahwa kulit penduduk papua berwarna hitam seperti warna kulit penduduk Pantai Guinea di benua Afrika. Fakta ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa dari kesamaan warna kulit tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa penduduk papua merupakan etnis yang memiliki kesamaan dengan penduduk Afrika yaitu penduduk papua juga termasuk Ras Negroid sama seperti penduduk Pantai Guinea karena memiliki warna kulit hitam yang merupakan ciri manusia Ras Negroid.
Nama “Papua” sendiri mula-mula dipakai oleh pelaut Portugis Antonio d’Arbreu merupakan nama yang berasal dari bahasa melayu pua-pua yang artinya “keriting”. Dari pengertian tersebut kita juga bisa menyimpulkan bahwa penduduk asli di papua termasuk etnis dari Ras Negroid karena memiliki ciri-ciri dari manusia Ras Negroid yaitu Rambut keriting. Jadi dari nama “Papua”  tersebut kita dapat memahami bahwa etnis di Papua merupakan Ras Negroid karena berambut keriting.
Nama lain untuk Papua adalah Irian dari kata “Iryan”, yang menurut pendapat F. Kasiepo dalam Konperensi Malino(1946) yang dalam bahasa biak berarti “sinar matahari yang menghalau kabut di laut” sehingga ada “harapan”. Disini kita dapat memahami bahwa di seberang tanah biak ada sebuah daratan yang dikenal dengan tanh iryan dimana terdapat etnis yang masih satu Ras yaitu Ras Negroid.
Jadi aspek nama Papua sangat penting dalam memahami etnis di tanah papua karena dengan belajar dari berbagai nama yang diberikan tentang papua, kita dapat memahami di mana letak dan bagaimana hubungan masyarakat Papua dengan orang luar. Selain itu, kita juga mendapatkan pemahaman dari penamaan papua kita dapat menemukan ciri-ciri etnis di papua sehingga kita dapat mengklasifikasikannya dengan mudah kedalam jenis Ras Manusia yaitu tergolong Ras Negrid.

Pentingnya Prehistori Papua dalam memahami Etnis di tanah papua.

Prehistori tentang di Papua dapat dibuktikan dengan ditemukannya berbagai benda-benda dari masa prasejarah yang tersebar diberbagai tempat di tanah Papua. Dari penemuan ini, kita dapat memahami bahwa etnis di tanah Papua telah ada dan mendiami tanah Papua sejak masa dari masa prasejarah. Dari bukti-bukti ini juga kita dapat mempelajari bagaiman perkembangan etnis di tanah papua, mulai dari perkembanganang sederhana hingga masa menggunakan logam dalam keseharian. Dengan itu kita dengan mudah memahami bagaimana perkembangan manusia Papua pada  masa prasejarah. Kita juga bisa mendapatkan informasi dari masa prassejarah papua bahwa etnis di Papua telah mengenal kebudayaann sejak Zaman prasejarah.
Dari bukti prehistori yang ditemukan di tanah papua juga memberikan pemahaman bagi kita bagaimana persebaran penduduk di tanah papua sehingga pada saat ini kita dapat menemukan sekian banyak etnis yang berdiam di tanah papua. Informasi ini dapat kita buktikan dengan di temukannya benda-benda peninggalan masa prasejarah di berbagai tempat di tanah papua, dan ini membuktikan bahwa pada masa itu masyarakat papua telah menyebar di berbbagai yempat di papua. Dari bukti penemuan yang tersebar di tanah papua kita bisa mengkasifikasikan bagaimana tingkat kebudayaan dan bagaimana pengaruh kebuddayaan luar hterhadap Etnis di tanah papua pada masa itu.
Jadi, dengan mempelajari presejarah di tanah papua, kita dapat memahami bahwa masyarakat papua telah hidup mulai dari masa prasejarah dan seperti apa tingkat perkembangan kebudayaan dan pengaruhnya, persebaran penduduk papua pada masa itu.

Pentingnya history papua dalam memahami etnik di tanah Papua.

Sejarah tanah papua mulai di ketahui berawal dari masa kekuasaan kerajaan Sriwijaya. Di mna pada saat itu masyarakat papua telah melakukan hubungan dengan  penduduk pulau-pulau di nusantara lainnya. Dari ini, kita dapat memahami bagaimana hubungan etnis di papua dengan masyarakat luar papua, dimana pada masa itu ternyata sebagian etnis di tanahh papua sudah mendapat pengaruh dari masyarakat lainnya di luar papua. Di sisi lain ada juga yang menyatakan bahwa sebagian dari tanah papua merupakan daerah kedaulatan kerajaan majapahit. Dari keteranan sejarah ini kita dapat memahami bahwa sebaggian Etnis di tanah papua yaitu yang ada di bawah kakuasaan kerajaan Majapahit telah mendapat pengaruh dari kerajaan majapahit dan telah mengerti mengenai struktur kerajaan.
Sejarah berikutnya tentang tanah papua yaitu peranan bangsa spanyol di tanahh papua. Dari bukti ini kita bisa jelaskan bagaimana serang pelaut spanyol yang mendarat di bagian utara papua memberikan nama kepada papua karena melihat penduduk papua memiliki kesamaan ciri dengan penduduk di Afrika. Dari hal ini kita bisa memahami bagaimana peranan bangsa spanyol dalam membantu memberikan gambaran tentang jenis Ras etnis di tanah papua, yaitu sama dengan penduduk Afrika yaitu Ras Negroid.
Selain bangsa spnyol yang mempunyai sejarah penting bagi kita memahamiis yang  etnis yang ada di tanah papua adalah bangsa Belanda pada masa penjajahan klonial Belanda. Dimana bangsa Belanda telah memberikan banyak pengaruh bagi etnis di tanah papua, mulai dari sistem pemerintahan, kebudayaan, pendidikan, agama dan lain-lain. Kita bisa memahami bahwa sebagian etnis di tanah papua yang bisa menerima keadaan bangsa Belanda di tanah papua telah mendapat pengaruh yang besar bagi etnis tersebut. Bangsa belanda jugalah yang engawali berbagai pembangunan bagi sebagian etnis di tanah papua sehigga meninggalkan sejarah bagi kita seingga kita bisa mengetahui seperti apa perkembangan etnis di tanah papua higga saat ini.
Jadi, dengan belajar sejarah-sejarah di tanah papua memberikan pemahaman kepada kita bagaimana asal dan seperti apa peranan bangsa atau orang dari luar memberikan pengaruh kepada sebagian besar etnis di tanah papua. Dan kita juga bisa mempelajari etnis-etnis tersebut dengan melihat sejarah yang terjadi di masa lalu.

Pentingnya Organissasi sosial dalam memahami etnis yang ada di tanah Papua.

Di tanah papua dikenal berbagai sistem pemerintahan atau organisasi sosial, mulai pemerintahan yang di pimpin oleh orang yang berwibawa, kerajaan, suku, kampung atau ondoafi. Dari sistem-sitem ini memberikan gambaran kepada kita bahwa etnis di tanah papua terdiri dari banyak jenis organisasi yang ada. Dengan bayaknya organisasi ini, maka kita mendapat pemahaman bahwa etnis di tanah papua memiliki tata cara hidup yang berbeda satu sama yang lain sesuai dengan dimana etnis tersebut berorganisasi. Ada yang dari etnis yang sama namun memiliki organisasi yang bebrbeada atau bahkan sebaliknya, dari etnis yang berbeda namun tergabung dalam suatu organisasi yang sama.
Jadi, dapat dikatakan bahwa dari sistem organisasi kita mendapatkan pemahaman tentang etnis di tanah papua. Dalam melakukan pendekatan dengan etnis tertentu kita hanya perlu memahami mereka atau tata cara meraka dalam berorganisasi. Itulah pentingnya organisasi dalam memahami etnis yang ada di tanah papua.
Demikian pembahasan kita mengenai pentingnya Aspek Nama, history, prehistory dan Organisasi dalam memahami etnis yang ada di Tanah Papua. Semoga ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih.